Erick Thohir Tunjuk Hendi Prio Santoso Jadi Dirut MIND ID Gantikan Orias Petrus Moedak, Ini Alasannya
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memutuskan untuk mencopot Orias Petrus Moedak dari jabatan Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan digantikan oleh Hendi Prio Santoso. Keputusan tersebut diambil dalam dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) MIND ID yang digelar Jumat 29 Oktober.

MIND ID merupakan Holding BUMN Industri Pertambangan yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Freeport Indonesia.

Seperti diketahui, Orias sendiri telah menjabat sebagai Direktur Utama MIND ID sejak 25 November 2019 lalu, menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang saat itu diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Wakil Menteri BUMN.

MIND ID sendiri juga baru mencatatkan kenaikan laba bersih menjadi Rp9,8 triliun selama periode Januari hingga 30 September 2021, dibandingkan periode yang sama tahun 2020 di mana perusahaan mencatat rugi bersih Rp1,4 triliun.

Lalu mengapa direktur utamanya dicopot saat MIND ID mencatatkan laba?

Perombakan yang terjadi di tubuh MIND ID dibenarkan oleh staf khusus menteri BUMN Arya Sinulingga. Ia mengatakan bahwa perombakan tersebut bertujuan untuk mengakselerasi transformasi industri tambang yang berbasis sustainable dan environmental friendly practices dengan mengoptimasi program digitalisasi dan automasi mekanisasi smart mining 5.0

"Perombakan ini juga untuk pengembangan hilirisasi industri tambang menuju integrated metal & mineral comprehensive upstream & downstream processing untuk memaksimalkan value dan nilai yang bisa diperoleh di dalam negeri sehingga terbangun industri dalam negeri yang kuat," katanya kepada wartawan, Jumat, 29 Oktober.

Tak hanya itu, kata Arya, perombakan juga dilakukan agar MIND ID menjadi sebagai motor penggerak terdepan dalam inisiatif pengembangan industry electric mobility nasional, yang bertujuan untuk mengurangi defisit devisa negara akibat net import energi. Serta, menurutnya, dalam pengurangan emisi karbon di sektor transportasi darat.

"Juga untuk mengakselerasi terciptanya ekosistem yang terintegrasi di sektor electric mobility dengan membuka peluang investasi dan kerja sama dengan player electric mobility global," ucapnya.