Erick Thohir Bakal Setop Impor Vaksin: Kita Upayakan Vaksin Merah Putih
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Tangkap layar Youtube BEI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan pemerintah bakal segera menutup keran impor vaksin COVID-19 dan menggantinya dengan produk nasional yang dikembangkan oleh tenaga ahli lokal.

Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari kemandirian bangsa dengan mengoptimalkan sinergi antar berbagai elemen terkait.

“Untuk mendukung upaya kesehatan nasional, BUMN bekerja sama dengan Menteri Kesehatan dan juga Kementerian Luar Negeri mencoba mencari solusi untuk tidak impor vaksin lagi,” ujarnya saat berbicara di forum Capital Market Summit and Expo 2021 seperti yang dikutip pada Jumat, 15 Oktober.

Sebagai gantinya, Erick akan mendorong penggunaan vaksin dalam negeri yang kini tengah dikembangkan pemerintah.

“Kami berupaya menemukan vaksin Merah Putih atau vaksin BUMN,” tegas dia.

Secara terperinci, bos Mahaka itu menjelaskan pihaknya menggandeng lembaga tinggi pendidikan yang berkompeten untuk membantu menyempurnakan vaksin anak bangsa tersebut. Bahkan, Erick juga tidak segan-segan berterus terang jika pemerintah telah meminta bantuan dari instansi mancanegara dalam program ini.

“Vaksin Merah Putih kita bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk dari universitas terbaik di Indonesia maupun dari lembaga lembaga penelitian. Selain itu kita juga membuka kerjasama dengan universitas yang sangat terkenal di dunia,” tuturnya.

Asal tahu saja, hingga saat ini pemerintah masih mengandalkan pasokan vaksin COVID-19 dari berbagai negara di dunia, baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku.

Mengutip data yang dilansir oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), diketahui bahwa hingga 31 Agustus 2021 jumlah vaksin COVID-19 yang telah dibeli adalah sebanyak 94,5 juta dosis atau senilai Rp14,48 triliun.

Informasi tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menggelar konferensi pers APBN Kita secara virtual pada Kamis 23 September 2021.

Lebih lanjut, dari total impor tersebut 63,1 juta di antaranya adalah dosis pertama. Sementara 35,9 juta lainnya merupakan dosis kedua.

Sementara alokasi dana dari pengadaan vaksin ini masuk dalam anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor kesehatan yang berjumlah Rp214,96 triliun.

Kemenkeu sendiri melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat jika impor vaksin hingga kuartal III 2021 adalah sebanyak 217 juta dosis. Jumlah ini termasuk pengadaan pada 2020 yang sebanyak 1,2 juta dosis.