8 Juta Vaksin Sinovac Datang Lagi, Erick Thohir: Kita Harap Indonesia Secara Ekonomi Bisa Tumbuh Lagi
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Tangkap Layar Youtube Sekretariat Presiden RI/Diah Ayu)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia kembali kedatangan vaksin pada hari ini. Sebanyak 8 juta dosis vaksin Sinovac tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Vaksin ini tiba dalam bentuk bulk atau bahan baku.

Dengan datangnya pengiriman vaksin tahap ke-14, maka  total vaksin yang telah diterima Indonesia sebanyak 92.910.500 dosis. Sebanyak 81,5 juta di antaranya datang dalam bentuk bulk.

"Pemerintah, dibantu rakyat semua, kita sudah mendapatkan vaksinasi sebesar 26,9 juta sudah divaksin sekarang. Ini terus akan kita tingkatan," kata Menteri BUMN Erick Thohir di Bandara Soekarno Hattaz ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 31 Mei.

Erick mengklaim, respons pemerintah Indonesia dalam mendapatkan jatah vaksin dari sejumlah produsen termasuk yang paling cepat dari negara lain di Asia Tenggara. Namun, upaya pemerintah belum cukup sampai di situ.

"Apakah kita berpuas diri? Tidak. Karena kalau kita lihat, perbandingan kita dengan vaksinasi daripada negara besar lain seperti China, Amerika, kita masih di bawah. Ini yang kita harus terus tingkatkan," ungkap Erick.

Lebih lanjut, Erick menganalogikan bahwa vaksin adalah game changer yang bisa membawa Indonesia keluar dari penanganan pandemi. 

Tapi, kata Erick, vaksinasi tanpa didukung oleh protokol kesehatan oleh masyarakat menjadi upaya penanganan pandemi COVID-19 yang tidak bisa berkelanjutan.

"Jadi saya berharap, tentu dengan kerja keras pemerintah, kami berhak rakyat Indonesia juga bisa bergotong-royong. Kita juga berharap dengan tadi percepatan vaksinasi ini, kita mengharapkan Indonesia secara ekonomi bisa tumbuh lagi," jelas Erick.

Dengan peningkatan program vaksinasi, Erick berharap pertumbuhan ekonomi akan kembali membaik sampai 4 hingga 5 persen pada akhir tahun ini.

Lebih lanjut, Erick bilang pemerintah terus mengembangkan produksi vaksin Merah Putih, yang sekarang bekerja sama dengan 5 universitas dan dua lembaga penelitian. 

"Tidak cukup di situ, kami juga membuka diri bekerja sama dengan pihak pihak lain. karena kita ingin juga bisa memproduksi vaksin sendiri, tidak hanya vaksin impor," jelas Erick.

"Insyaallah, kerja keras ini kita bisa lihat nanti di akhir tahun dan awal tahun depan, apakah kita bisa kemajuan dengan vaksin Merah Putih ataupun melakukan kerja sama dengan pihak lain," tambahnya.