Bagikan:

JAKARTA - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir sedang bertandang ke Korea Selatan (Korsel). Kedatangan Erick guna membahas kerja sama pengembangan vaksin virus Sar-COV-2 atau COVID-19.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pemerintah melakukan berbagai kerja sama pengembangan vaksin dengan sejumlah negara. Lawatan Erick ke negeri gingseng ini dalam rangka menambah stok vaksin untuk kebutuhan di dalam negeri.

"Ini Pak Erick Thohir sekarang lagi ke Korsel, ini juga merupakan bagian dari langkah-langkah ini. Kemarin beliau sudah berangkat ke Korsel," ujarnya, Kamis, 24 September.

Kerja sama pengembangan vaksin ini dilakukan melalui perusahaan BUMN. Misalnya, PT Bio Farma (Persero) tengah melakukan uji coba tahap ketiga vaksin COVID-19. Perusahaan BUMN farmasi itu bekerja sama dengan produsen vaksin asal China, Sinovac dalam pengembangan vaksin.

Hingga 2021, Sinovac berkomitmen untuk menyuplai ke Biofarma sebanyak 210 juta dosis bahan baku vaksin. Arya mengatakan, Biofarma menyatakan mampu memproduksi 350 juta dosis di 2021.

Lalu, PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk (Persero) dengan perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab, G42. Perusahaan-perusahaan kesehatan UEA berbasis Kepintaran Buatan (AI) untuk mendatangkan produk vaksin sebanyak 10 juta di akhir tahun.

Kerja sama lainnya juga tengah dijajaki dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax. Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan Unicef dalam kerangka CORVAX Facility yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin.

Arya mengatakan, pemerintah tak hanya mengandalkan vaksin hasil kerja sama dengan berbagai negara di dunia. Namun, juga mendorong vaksin buatan dalam negeri.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro bekerja sama dengan Eijkman juga tengah mengupayakan vaksin Merah Putih. Vaksin ini akan diuji klinis di tahun depan dan diharapkan akan bisa diproduksi pada 2022.

"Kita tahu vaksin ini kebutuhan kita, karena kebutuhan kita sangat besar terhadap vaksin, dan bukan berarti sekali vaksin ini bisa tahan seumur hidup, maka mau tidak mau kami akan fokus untuk mengadakan vaksin buatan dalam negeri," tuturnya.