Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kondisi pandemi COVID-19 adalah ujian terberat yang pernah dihadapi oleh industri pasar modal Indonesia selama 44 tahun berdiri.

Hal itu tercermin dari rekapitulasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat tertekan jauh di bawah level fundamentalnya.

“Pandemi COVID-19 adalah tantangan terbesar untuk industri pasar modal Indonesia dan bahkan juga dunia. Berkaca pada kondisi 2020 di mana IHSG pernah menyentuh level 3.900-an saat 24 Maret 2020,” ujarnya dalam Acara Pembukaan Capital Market Summit & Expo 2021 secara virtual, Kamis 14 Oktober.

Meski demikian, Wimboh mengaku kini merasa lega karena situasi berangsur pulih dan kondisi capital market di dalam negeri telah mendekati fase sebelum pandemi.

“Kami sungguh bersyukur pasar modal kita rebound pada saat ini dan bergerak relatif stabil bahkan mencatatkan beberapa prestasi,” tuturnya.

Wimboh menjelaskan, penghimpunan dana dari pasar modal hingga 5 Oktober 2021 telah mencapai Rp266,8 triliun dari 35 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Capaian ini melampaui hasil yang diperoleh pada sepanjang 2020 yang sebesar Rp118 triliun.

Selain itu, pasar modal juga mencatatkan pertumbuhan investor terutama investor ritel dengan 6,4 juta investor hingga September 2021. Angka itu melesat 100,5 persen secara year-on-year.

Sebagai informasi, pergerakan IHSG pada sepanjang tahun ini cenderung solid dengan berada dikisaran level 6.000-an.

Tekanan paling dalam terjadi pada awal tahun saat terjadi sentimen negatif akibat peningkatan kasus harian COVID-19 pasca momentum natal dan tahun baru dengan level 5.862.

Kemudian, capital market kembali bergerak ke jalur hijau 6.000-an sampai kemudian mengalami shock pada tengah tahun karena varian delta yang melanda Indonesia. Titik terendah terjadi pada 19 Mei dengan bukuan 5.760.

Kini, data terakhir menyebutkan jika IHSG per 14 Oktober 2021 telah meroket kei level 6.624 atau jadi yang tertinggi di tahun ini.