Menko Airlangga Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2022
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengungkapkan, di tengah disrupsi ekonomi saat ini, sektor keuangan berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi.

"Kami ingat di Maret dan April 2020 merupakan tantangan dan waktu itu 140 negara mengalami masalah dan kita berada di dalam sebuah lorong yang there is no light in the end of the tunnel," ujar Airlangga dalam Pertemuan Nasional Pengawasan Market Conduct SJK, Kamis 7 Juli.

Airlangga menilai, komunikasi dan hubungan yang erat di antara Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuanga (OJK) serta pemerintah bisa membawa Indonesia keluar dari situasi tersebut.

Bahkan hari ini, ujarnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan tren positif dan melampaui periode sebelum pandemi Covid-19.

"Pertumbuhan ekonomi juga bisa mencapai 5 persen. DI Q2 juga kita masih bisa mencapai 5 persen dan sampai akhir tahun dengan situasi seperti hari ini pemerintah cukup confident dengan pertumbuhan antara 5 sampai 5,2 persen," lanjut Airlangga.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Ketua OJK Wimboh Santoso melaporkan stabilitas sektor keuangan masih terjaga stabil dan berada dalam tren yang positif.

Pada masa pandemi COVID-19, IHSG pernah mencatatkan titik terendahnya pada tanggal 24 Maret 2022 yaitu 3937,63.

Untuk itu, OJK sempat mengeluarkan kebijakan stabilisasi pasar berupa pelarangan short selling, trading halt, penyesuaian auto-rejection limit, dan buyback saham tanpa RUPS.

Dengan kebijakan tersebut, kata Wimboh, IHSG terus bergerak ke arah positif.

Akhir Desember 2021, IHSG berada di level 6.581,48 naik 10,08 persen sepanjang tahun.

"Tingginya minat investor retail dan pelaksanaan penghimpunan dana melalui pasar modal juga memberikan dampak positif kepada IHSG," beber Wimboh.

Wimboh melanjutkan, per 6 Juli 2022, IHSG masih berada di level 6.646,41 atau menguat 0,99 persen secara tahun berjalan walaupun terpengaruh kondisi ekonomi global.

"Capaian ini melampaui kinerja indeks sebelum pandemi," pungkas Wimboh.