Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) secara terbuka meminta dukungan kepada pemerintah pusat untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kaltara Suriansyah dalam sebuah webinar hari ini.

Menurut dia, kemampuan pemerintah daerah (pemda) untuk mengejar target-target pembangunan tidak cukup mumpuni apabila mengandalkan sumber daya setempat.

“Jujur saja, kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) di Kaltara ini memang sangat terbatas,” ujarnya, Rabu, 13 Oktober.

Suriansyah menambahkan, ketersediaan sarana dan prasarana menjadi kunci penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, dia menilai kehadiran sejumlah infrastruktur dapat menjadi cara efektif dalam menaikan daya tawar Kaltara di mata investor.

“Kami ingin terus diberikan support, terutama dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika agar sarana pendukung bisa terus dibangun. Ini penting supaya para investor bisa berinvestasi dengan baik di Kaltara,” tuturya.

Terlebih, Suriansyah menyebut Kalimantan Utara menjadi satu dari sedikit provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dari sisi geografis.

“Kebetulan Kaltara ini berbatasan dengan Malaysia, yaitu Serawak dan Sabah. Oleh karena itu kami sangat berharap dukungan dari pemerintah pusat agar sarana pendukung bisa terus hadir di sini,” tegasnya.

Sebagai informasi, Kalimantan Utara adalah provinsi baru hasil pemekaran Kalimantan Timur pada era 2000-an yang lalu. Wilayah ini memiliki luas 45.467 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 700.000 orang.

Menurut penuturan Suriansyah , Kaltara memiliki segudang potensi ekonomi yang belum termanfaatkan secara optimal, seperti hydropower dengan kapasitas lebih dari 20.000 megawatt, tambang minyak dan gas alam, kehutanan 4,4 juta hektar dengan perkiraan total produksi kayu sebanyak 1,3 juta meter kubik.

Lalu, perkebunan seluas 800.000 hektar dengan lahan yang dimanfaatkan baru sekitar 500.000 hektar, produksi CPO sebanyak 2,1 juta ton, serta perikanan tangkap dan budidaya dengan area produksi ratusan ribu hektar.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang sudah beberapa kali datang ke Kalimantan Utara. Hal tersebut merupakan bentuk perhatian kepada kami. Bahkan, beliau sampai naik motor ke wilayah perbatasan untuk melihat pembangunan di sini,” tutup Suriansyah .