MIND ID Targetkan Holding Indonesia Battery Terbentuk dalam Dua Bulan ke Depan
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Mining Industri Indonesia atau MIND ID Orias Petrus Moedak memastikan Holding Indonesia Battery akan siap dalam waktu dua bulan ke depan. Nantinya, holding ini akan mengelola industri baterai electronic vehicle (EV) di Indonesia secara terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

"Harusnya dalam dua bulan ini sudah jadi itu PT (Indonesia Battery), sedang dikerjakan dan saya cuma dengar dari bagian legal karena diminta pendapat pendiriannya, aktanya, siapa menjabat apa," katanya, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Oktober.

Orias mengungkap, Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahjana Wirakusuma ditunjuk sebagai ketua pembentukan holding ini. Holding ini nantinya akan mengurusi rantai pasokan baterai dari hulu hingga ke hilir.

Lebih lanjut, Orias menjelaskan, di bagian hulu atau pertambangan nikel guna memasok bahan baku akan dikerjakan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sementara di sisi hilir akan dijalankan Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

"Saya sempat singgung kerja sama PLN dan Pertamina, kita akan ikut di dalam holding itu sama rata. Di hulu ada Antam dan mitra dari luar negeri. Lalu di hilir jatahnya Pertamina untuk lakukan investasi dengan holding atau mitra luar. Begitu juga PLN. Idealnya sahamnya 1/3 di holding, lalu di hilir kombinasi masing-masing, jadi Antam saya minta ikut," tuturnya.

Lebih lanjut, Orias mengatakan, nilai proyek keseluruhan bisa mencapi 12 miliar dolar AS yang berasal dari dua produsen electric vehicle (EV) battery atau baterai untuk kendaraan listrik terbesar dunia yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea.

"Nilai proyeknya 11 miliar dolar AS total. Kalau dari Pak menteri 12 miliar dolar AS, sebab turunannya lebih jauh. Sehingga angkanya bisa sampai 20 miliar dolar AS kalau ada mitra ketiga masuk. Yang sudah ada sekarang perhitungannya 12 miliar dolar AS dari hulu ke hilir," tuturnya.

Sebelumnya, MIND ID sebagai Holding BUMN Industri Minerba telah menuntaskan transaksi pembelian 20 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk atau PT VI.

Pembelian saham PT VI oleh MIND ID sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional terutama nikel. Sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4 hingga 5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.

Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan fokus pemerintah Indonesia melakukan hilirisasi industri minerba, terutama nikel langsung mendapat respons positif dari investasi luar negeri.

"Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global," katanya melalui keterangan yang diterima VOI, di Jakarta, Rabu, 14 Oktober.

Erick mengatakan, kebijakan Kementerian BUMN melakukan inovasi model bisnis dalam industri minerba, sekaligus meningkatkan value chain nikel nusantara yang berlimpah bertujuan untuk memanfaatkan keuntungan sekaligus membangun industri baterai lithium di dalam negeri.