JAKARTA - Produsen mobil listrik Tesla Inc berencana melakukan investasi di Tanah Air. Disebut alasan investasi ini dikarenakan Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Belum diketahui pasti kapan rencana investasi dengan pabrikan mobil asal Palo Alto tersebut akan direalisasikan. Pasalnya Indonesia sendiri, masih ingin mengolah bahan baku kimia dari baterai lithium secara mandiri sebelum digunakan pada kendaraan listrik.
Mengutip Reuters, Senin 5 Oktober, Plt Deputi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Ayodhia Kalake mengatakan jika Tesla sudah menyampaikan rencana ketertarikan investasi dengan Indonesia. Termasuk menghubungi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Itu masih diskusi awal dan belum detail. Kami perlu diskusi lebih lanjut dengan Tesla,” ungkap Ayodhia.
Dijelaskan Ayodhia, Sumber Daya Manusia (SDM) lokal di Indonesia perlu untuk dikembangkan terlebih dahulu sebelum menerima investasi. Terlebih Indonesia sudah memiliki sejumlah insetif untuk pengembangan baterai EV.
"Harus ada komitmen kuat untuk mengembangkan dan mendayagunakan tenaga lokal, sehingga bisa generate dan mengembangkan efek ekonomi di wilayah sekitar," jelas Ayodhia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan manajemen Tesla sudah menanyakan perihal cadangan nikel Indonesia.
"Saya bilang kau taruh investasinya di sini, hari ini cadangannya kita kasih. Jadi, kalau kita itu selalu sekarang mengubah dari commodity-base menjadi downstream. Jadi, produksi-produksi kita lihat hilirisasinya. Itu yang akan mengubah Indonesia menjadi negara yang hebat jadi masuk ke global supply chain," jelas Luhut.
Diketahui, Tesla memang ingin meningkatkan produksi truk dan proyek tenaga surya. CEO Tesla Elon Musk awal tahun ini mendesak penambang untuk memproduksi lebih banyak nikel dan menawarkan kontrak jangka panjang jika ditambang secara efisien dan dengan cara yang ramah lingkungan. Sebab, Musk mengklaim kalau baterai EV diharapkan bisa membantu mengurangi emisi karbon global.
Sebagai informasi, bulan lalu pemerintah telah mendapatkan kesepakatan untuk membangun pabrik baterai lithium di Tanah Air dengan LG Chem Ltd asal Korea Selatan dan China Contemporary Amperex Technology Ltd.