Bagikan:

JAKARTA - Harga saham Sigma Lithium Corp yang terdaftar di Amerika Serikat naik 21% pada perdagangan akhir pekan setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Tesla sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi perusahaan penambang logam baterai yang berbasis di Kanada tersebut.

Dilaporkan oleh Reuters, bahwa Tesla telah berbicara dengan calon penasihat tentang tawaran tersebut, dan Sigma Lithium adalah salah satu opsi penambangan yang sedang dijelajahi oleh pembuat mobil listrik tersebut ketika mereka mempertimbangkan pengolahannya sendiri. Namun, perwakilan dari Tesla dan Sigma Lithium tidak segera memberikan komentar atas laporan ini.

Sigma sedang menyelesaikan pembangunan tambang litium batuan keras di Brasil yang diharapkan akan dibuka pada bulan April mendatang. Tambang ini akan menghasilkan konsentrat spodumen, yang dapat digunakan untuk membuat hidroksida litium, jenis logam yang disukai oleh beberapa produsen mobil, termasuk Tesla dan BMW.

Proyek ini akan menggunakan tenaga listrik hidro, sehingga membantu untuk mengurangi jejak karbonnya secara signifikan. Saham Sigma Lithium, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 3,21 miliar dolar AS (Rp48,6 triliun), hampir tiga kali lipat nilainya tahun lalu.

CEO Tesla, Elon Musk, mengatakan tahun lalu bahwa perusahaan tersebut terbuka untuk membeli perusahaan penambang jika memproduksi pasokan logam kendaraan listrik sendiri akan mempercepat adopsi teknologi energi bersih di seluruh dunia.

Tesla dan produsen mobil lainnya secara rutin berbicara dengan perusahaan penambangan dari semua ukuran tentang potensi pasokan litium dan logam kendaraan listrik lainnya tanpa harus menandatangani kontrak. Bulan lalu, Tesla menandatangani perjanjian dengan Piedmont Lithium Inc untuk pasokan konsentrat spodumen dari Quebec mulai akhir tahun ini.

Tesla juga memiliki kontrak pasokan untuk nikel, litium, dan berbagai logam kendaraan listrik lainnya dari pemasok di seluruh dunia.

Bahkan pemerintah Indonesia sempat memberikan penawaran kepada Tesla agar berinvestasi dalam membuat pabrik baterai di Indonesia.   

Pada tahun 2020, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Pandjaitan, pernah mengungkapkan bahwa pihaknya telah berbicara dengan perusahaan mobil listrik, termasuk Tesla, untuk mengeksplorasi kemungkinan investasi di Indonesia, terutama dalam hal produksi baterai.

Selain itu, Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah, bahan baku utama untuk baterai mobil listrik, sehingga Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi baterai mobil listrik global. Namun, sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi dari Tesla mengenai rencana tersebut.