JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan alam yang dapat dikembangkan. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak orang terkaya nomor dua di dunia, Elon Musk untuk melakukan investasi di Tanah Air.
Bahkan melalui sambungan telepon, Jokowi secara langsung meminta Musk untuk membangun pabrik mobil listrik dan landasan peluncuran roket SpaceX di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan telah bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan berbagai komponen utama lainnya. Mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar yang bisa diolah menjadi baterai lithium-ion dan aki untuk mobil listrik.
"Selain itu, Presiden RI Joko Widodo juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad SpaceX," ungkap Kemenko Marves dalam keterangan resmi yang dikutip VOI, Rabu 16 Desember.
Melihat kesempatan itu, Musk tak menutup mata dan telinganya. Ia menyatakan minat untuk bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk Indonesia dalam pengembangan industri listrik berbasis baterai.
BACA JUGA:
Namun tentunya, Musk memiliki sejumlah persyaratan yang harus diperhatikan banyak negara apabila ingin dirinya berinvestasi di negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Deputi Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan dalam acara Indonesia Mining Outlook 2021 kemarin.
Ichwan mengatakan Musk tidak akan segan untuk menanamkan modalnya di negara penghasil nikel, yang merupakan salah satu komponen baterai, asalkan dalam praktek penambangannya memperhatikan aspek keberlangsungan lingkungan.
"Dia memberikan catatan bahwa dia enggak akan bekerja sama dengan negara manapun yang dalam proses menghasilkan indusri baterainya ataupun pertambangan nikelnya enggak memperhatikan perlindungan dan keselamatan terhadap lingkungan," ujar Ichwan.
Ditambahkan Ichwan, syarat itulah yang harus dipenuhi Indonesia apabila mau mendatangkan investasi Tesla. Apalagi menurut Ichwan, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar dunia.
Lewat media sosialnya, Musk juga menyatakan hal serupa, dengan siap memberi “kontrak raksasa dalam jangka panjang,” selama nikel yang dibeli perusahaannya ditambang “secara efisien dan sensitif terhadap lingkungan.
Berdasarkan Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Juli 2020 tercatat, total sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 juta ton. Sementara total cadangan bijih nikel mencapai 4,34 juta ton.
Kerjasama SpaceX dengan Indonesia
Di 2018 lalu, SpaceX sebelumnya memang pernah memiliki pengalaman bekerja sama dengan Indonesia. Diketahui, SpaceX meluncurkan satelit Telkom Indonesia Merah Putih ke orbit, menggunakan roket Falcon 9 dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.
Menurut laporan, Indonesia memiliki rencana stasiun peluncuran luar angkasa dalam pipa. Itu terlihat dari Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tahun lalu yang mengumumkan akan segera membangun pelabuhan antariksa di Biak, Papua.
Sejauh ini, LAPAN dan Badan Antariksa Federal Rusia (RKA) pertama kali mengerjakan rencana Stasiun Biak pada 2006 untuk mengembangkannya sebagai situs peluncuran komersial. Lokasi itu terletak hampir persis di khatulistiwa yang dapat membantu peluncuran roket dengan lebih mudah.
Di samping itu, LAPAN juga mengidentifikasi Pulau Morotai sebagai lokasi pelabuhan antariksa yang ideal. Mengingat pulau tersebut juga dihuni lebih sedikit penduduk, sehingga risiko kecelakaan bisa lebih rendah.
Tidak hanya mengajukan syarat, Musk juga langsung akan mengirimkan timnya ke Indonesia pada Januari 2021 mendatang. Tujuannya untuk menjajaki peluang investasi yang ditawarkan langsung oleh Presiden Jokowi terkait investasi pabrik mobil listrik di Tanah Air.
Sayangnya, pemerintah tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana potensi Tesla akan menanamkan investasinya di Indonesia. Namun menurut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ada rencana pabrik Tesla akan segera didirikan di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.
Indonesia Punya Pesaing
Tidak hanya di Indonesia, bapak teknologi Elon Musk ini juga melirik beberapa negara lain di Asia, selain China. Karena pabrik Tesla yang dinamai Gigafactory 3 sudah berada di Negara Tirai Bambu tersebut saat ini.
Dari laporan Hindustan Times, pilihan bagi Elon Musk untuk menemukan tempat untuk gigafactory Asia berikutnya kemungkinan akan bergantung pada pasar kendaraan listrik juga.
Saat ini, di antara semua negara Asia selain China, Jepang, dan Korea berada di puncak daftar tempat EV populer. India juga mungkin muncul di benak Musk karena tanah dan tenaga kerja keduanya cenderung lebih murah daripada kebanyakan pilihan lain yang layak.
Rencananya, Musk akan menawarkan Tesla Model 3 buatan lokal dengan jarak mengemudi yang lebih jauh. Nantinya, Tesla juga bertujuan untuk memproduksi crossover Model Y barunya dari fasilitas ini juga.
Tesla telah mencari tempat baru untuk mendirikan pabriknya di luar AS selama beberapa waktu. Elon Musk dikabarkan juga telah berkeliling dunia untuk mencari tempat baru untuk gigafactory-nya tersebut.
Kunjungan Musk belum lama ini ke Inggris juga menimbulkan spekulasi bahwa ia sedang mencari lokasi untuk mendirikan fasilitas keduanya di Eropa. Pertama, berlokasi di Jerman, sedang dibangun, dan berada di atas prioritas Musk. Tesla berencana untuk membangun 500.000 kendaraan listrik setahun di pabrik barunya di pinggiran Berlin.