Mengaku Kebal Virus, Elon Musk Tak Berniat Menjajal Vaksin COVID-19
CEO Tesla Elon Musk dalam sebuah acara di Jerman (dok. Twitter @Elonmusk)

Bagikan:

JAKARTA - Vaksin COVID-19 telah diproduksi, banyak masyarakat tentunya akan berlomba-lomba untuk segera mendapatkannya. Tetapi tidak bagi bapak teknologi sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk.

Dalam wawancara bersama New York Times, Musk mengatakan bahwa ia dan anak-anaknya tidak akan menjajal vaksin COVID-19 itu, lantaran menurut Musk karena ia sudah kebal dengan virus tersebut.

"Tidak berisiko terkena COVID, begitu pula anak-anak saya," ungkap Musk seperti dikutip dari Business Insider, Selasa 29 September.

Kendati demikian, tidak ada bukti fisik bahwa Musk dan keluarganya kebal dengan virus yang telah menewaskan lebih dari 200.000 orang Amerika Serikat (AS), bahkan hampir di seluruh dunia.

Musk diketahui memang banyak menentang menyoal pandemi. Awal tahun ini, Musk juga memprotes tindakan pemerintah untuk menerapkan karantina wilayah atau lockdown, Musk mengatakan bahwa itu tidak, "melayani kebaikan yang lebih besar."

"Pada dasarnya, hal yang benar untuk dilakukan adalah tidak melakukan penguncian untuk seluruh negeri, tetapi menurut saya, siapa pun yang berisiko harus dikarantina sampai badai berlalu," ujar Musk yang juga meramalkan pada Maret bahwa akan menjadi nol kasus baru COVID-19 pada akhir April.

Sebelumnya, Musk pernah keliru mengklaim bahwa anak-anak dan remaja tidak berisiko terinfeksi COVID-19, meskipun ada bukti bahwa anak muda menjadi sakit parah dan bahkan meninggal karena penyakit tersebut.

Musk juga mengabaikan data yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena virus tidak menunjukkan gejala. Penelitian mengungkapkan bahwa penguncian berpotensi mencegah ratusan ribu kematian, dan tetap tinggal di rumah mungkin telah menyebabkan puluhan ribu kematian yang dapat dihindari.

Bapak tujuh anak ini sejak awal menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 itu adalah tindakan "bodoh" dan "panik." Musk juga mempromosikan obat malaria hydroxychloroquine yang belum teruji sebagai pengobatan potensial untuk virus, dan mempertanyakan data seputar kematian akibat virus corona.

Pada Maret lalu, Musk mengatakan bahwa ia juga menentang perintah tinggal di rumah California untuk membantu mencegah penyebaran virus, serta menggambarkan penguncian sebagai "pemenjaraan paksa" dan "fasis."