Bagikan:

JAKARTA -Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban, mengungkap tingkat keganasan virus COVID-19 varian Delta yang telah masuk ke Indonesia. 

Dia mengakui, virus yang juga menyebabkan lonjakan kasus di Kudus, Jawa Tengah itu memang lebih mudah menular.

Berdasarkan laporan Inggris, kata Zubairi, varian Delta bisa menurunkan efektivitas vaksin COVID-19 hingga 33 persen jika baru disuntik sekali.

"Kalau dari data Inggris bahwa pakai vaksin apapun kalau sudah disuntik satu kali kekebalannya terhadap virus Delta ini 33 persen" ujar Zubairi dalam keterangannya, Selasa, 15 Juni.

Zubairi merinci, jika menggunakan vaksin AstraZeneca hanya kebal 60 persen meski sudah dua kali suntikan. Sementara, vaksin Pfizer bisa kebal hingga 80 persen terhadap varian Delta ini. 

"Kalau disuntik dua kali pakai AstraZeneca hanya kebal 60 persen, nah kalau pakai Pfizer hanya 80 persen," katanya.

Bahayanya, kata Zubairi, efektivitas vaksin COVID-19 akan menurun terhadap varian Delta ini. 

"Jadi menurun sekali (efektivitas), memang luar biasa sekali varian Delta ini ganas, mudah menyebabkan sakit, dan mudah menyebabkan rumah sakit-rumah sakit penuh," katanya.

Oleh karena itu, Zubairi meminta seluruh masyarakat Indonesua agar waspada supaya tidak bernasib sama seperti India yang mengalami tsunami COVID-19. 

"Kita sekarang harus amat sangat waspada karena kita sedang bernasib sama seperti di India di awal, artinya membahayakan banget," jelasnya.

"India kan kasusnya melonjak karena abai, bahasanya komplasensi artinya mulai tidak peduli, mirip juga seperti di Taiwan, di mana orang-orang di sana merasa tidak mungkin tertular karena mereka lockdown di awal, sehingga abai dan karena itu muncul banyak," sambung Zubairi.

Zubairi juga meminta kepada masyarakat agar tidak merasa percaya diri bisa tertular COVID-19 meski sudah divaksin.

"Nah, di kita juga sama. Kita tahu bahwa orang-orang yang sudah divaksinasi merasa PD (percaya diri) tidak bisa tertular, meski sudah divaksinasi dua kali, tolong tetap disiplin protokol kesehatan karena kita masih bisa berpotensi terinfeksi," katanya.