Bagikan:

JAKARTA - Rencana pemisahan atau split off PT Indonesia Asahan ALuminium (Inalum) dari holding BUMN industri pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) akan terjadi pada kuartal IV tahun 2022.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Holding MIND ID Hendi Prio Santoso

saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis 2 Juni kemarin.

"Mengenai rencana split-off Inalum, Insyaallah akan kami lakukan di kuartal IV tahun ini," ujar Hendi.

Dikatakan Hendi, pihaknya saat ini sudah mendapat persetujuan izin prakarsa dan pemerintah tengah mempersiapkan Peraturan Pemerintah mengenai pemisahan keduanya.

Nantinya, setelah split off Inalum akan beroperasi secara mandiri sebagai perusahaan operasional smelter di bidang aluminium.

Lebih lanjut, Hendi mengungkapkan, MIND ID dapat menjadi holding BUMN pertambangan yang memiliki 100 persen saham Inalum Operating.

"Restrukturisasi Inalum dan pemecahan dari MIND ID sendiri akan kami lakukan di kuartal III atau IV tahun ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, saat ini Inalum Operating masih merupakan satu kesatuan MIND ID.

Setelah pemisahan, nantinya MIND ID akan menjadi perusahaan yang murni berfungsi sebagai induk investasi atau investment holding, sementara Inalum Operating akan berfokus pada kegiatan operasi di smelter aluminium.

"Dari sisi Dirjen Pajak sinyalnya sudah sangat jelas, restrukturisasi perusahaan MIND ID dan Inalum, kami akan split off sehingga operating company tidak menempel di bawah investment holding-nya,” kata dia.

Setelah dilakukan pemisahaan, Mind ID secara holding akan tetap 100 persen sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Kemudian struktur akhir di bawah Mind ID akan ada kepemilikan saham di PT Antam Tbk 65 persen, PT Bukit Asam Tbk 65,9 persen, PT Inalum 100 persen, PT Timah Indonesia Tbk 65 persen, dan PT Freeport Indonesia 51,2 persen.

Untuk informasi, holding pertambangan BUMN sendiri telah terbentuk sejak tahun 2019 lalu. Inalum ditunjuk menjadi induk holding yang bernama MIND ID.