Hapus Penerapan Jarak Sosial di Masjidil Haram, Jemaah Tetap Harus Pakai Masker dan Lakukan Reservasi
Ilustrasi Masjidil Haram, Makkah saat pandemi COVID-19. (Twitter/@Haramain Sharifain)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Arab Saudi mengizinkan Masjidil Haram di Mekkah kembali menerima jemaah kapasitas penuh pada Hari Minggu, diikuti dengan pelepasan stiker pemberitahuan penerapan jarak sosial di sekatar masjid.

Kerajaan Arab Saudi menghapus persyaratan untuk memakai masker dan penerapan jarak sosial di ruang terbuka, setelah penurunan jumlah infeksi virus corona, kantor pers resmi Saudi (SPA) melaporkan.

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Masjidil Haram, Dr Saad bin Mohammed Al Muhaimid mengatakan, rencana telah dilaksanakan agar masjid dapat beroperasi dengan kapasitas penuh sambil memastikan keselamatan semua orang.

Kendati demikian, jemaah masih akan diminta untuk memakai masker wajah dan melakukan reservasi untuk melakukan umrah dan sholat melalui aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna, untuk memverifikasi status vaksinasi mereka di pintu masuk dua masjid suci.

Sejauh ini, lebih dari 20,6 juta dari 34,8 juta penduduk negara itu telah divaksinasi, dengan total Arab Saudi telah memberikan 44,4 juta dosis vaksin COVID-19.

"Ini adalah berita bagus," kata Naushad Mohammed, seorang warga negara Inggris yang tinggal di kerajaan itu, mengutip The National News 17 Oktober.

"Arab Saudi telah melakukan pekerjaan yang mengesankan dan luar biasa dalam merawat rakyatnya, baik itu penduduk atau warga negara selama pandemi. Kami semua diberi perawatan medis dan vaksin gratis dan sangat beruntung telah berada di sini selama pandemi. Saya senang kita sedang membuka babak baru dan berharap dunia bisa kembali normal," ujarnya.

Sementara, medeia pemerintah melaporkan, mulai kemarin fasilitas Kementerian Olahraga akan menerima penggemar olahraga dalam kapasitas penuh. Selain itu, Kafe, mal, aula pernikahan, bioskop, dan restoran juga akan menampung tamu dengan kapasitas penuh tanpa jarak sosial.

Arwa Bashaen, seorang warga negara Saudi, mengatakan: "Jujur saya sangat lega mendengar bahwa kami akhirnya dapat melanjutkan kehidupan sehari-hari kami tanpa menggunakan masker dan jarak sosial. Kami belum dapat menyelenggarakan pernikahan dalam keluarga karena kami ingin semua orang yang kami cintai berada di sana. Ini baru saja membuat keluarga kami sangat bahagia."

Orang tua berharap sekolah di kerajaan akan mengizinkan siswa sekolah dasar untuk bergabung dengan kelas mulai minggu depan.

"Karena semuanya terbuka, saya berharap hal yang sama berlaku untuk sekolah juga,” ujar Ayesha Abdullah, warga Saudi yang tinggal di Jeddah.

"Sejauh ini, hanya sekolah menengah yang menerima anak-anak kembali. Saya berharap anak-anak saya, yang berusia 4 dan 6 tahun dapat melanjutkan pelajaran di sekolah mulai minggu depan sesuai dengan apa yang kami diberitahukan," sambungnya.

Untuk diketahui, hanya siswa dengan kedua dosis vaksin yang diizinkan kembali ke ruang kelas pada Agustus, setelah sekolah ditutup tahun lalu karena pandemi.

Arab Saudi membuka kembali perbatasannya untuk pelancong pada Mei tahun ini. Hanya orang dewasa yang telah menerima kedua dosis vaksin, atau satu dosis 14 hari sebelum tanggal keberangkatan, yang diizinkan untuk bepergian ke luar negeri.

Pada Bulan Agustus, pihak berwenang mengizinkan turis yang divaksinasi masuk ke negara itu tanpa perlu dikarantina. Wisatawan harus memiliki dua dosis vaksin COVID-19 yang disetujui oleh kerajaan, termasuk yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech, AstraZeneca dan Moderna.

Sementara, mereka yang divaksinasi dengan menggunakan vaksin Sinopharm atau Sinovac, yang juga disetujui, dapat masuk ke Arab Saudi jika mereka juga memiliki dosis booster vaksin lain yang disetujui.