Bagikan:

JAKARTA - Pakistan International Airlines (PIA) menangguhkan penerbangan ke Kabul pada Kamis, setelah apa yang disebutnya campur tangan berat oleh otoritas Taliban.

Penangguhan itu terjadi ketika Pemerintah Afghanistan bentukan Taliban memerintahkan maskapai itu, satu-satunya maskapai internasional yang beroperasi secara teratur dari ibu kota Afghanistan, untuk memotong harga tiket ke tingkat sebelum jatuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat pada Agustus.

"Kami menangguhkan operasi penerbangan kami ke Kabul mulai hari ini, karena ketegasan pihak berwenang," kata juru bicara PIA, mengutip Reuters 14 Oktober.

Sebelumnya, Taliban memperingatkan PIA dan maskapai Afghanistan Kam Air operasional penerbangan mereka berisiko diblokir, kecuali jika kedua maskapai tersebut setuju untuk memotong harga tiket yang telah melonjak di luar jangkauan sebagian besar orang Afghanistan.

Dengan sebagian besar maskapai tidak lagi terbang ke Afghanistan, harga tiket untuk penerbangan dari Kabul, Afghanistan ke Islamabad, Pakistan melonjak jauh dari semula 120 dolar AS - 150 120 dolar AS, menjadi 2.500 120 dolar AS menurut agen perjalanan di ibukota Afghanistan.

Kementerian Transportasi Afghanistan mengatakan dalam sebuah pernyataan, harga pada rute harus disesuaikan dengan kondisi tiket sebelum kemenangan Imarah Islam atau penerbangan akan dihentikan.

Selain, pihak otoritas juga meminta setiap penumpang dan orang lain untuk melaporkan setiap pelanggaran terkait dengan kebijakan ini.

Penerbangan antara Afghanistan dan Pakistan sangat dibatasi sejak bandara Kabul dibuka kembali bulan lalu, setelah evakuasi kacau lebih dari 100.000 orang Barat dan warga Afghanistan yang rentan menyusul kemenangan Taliban.

Abdullah, seorang pegawai perusahaan farmasi berusia 26 tahun mengatakan, penerbangan PIA telah menjadi 'jendela kecil' bagi warga Afghanistan yang mencoba meninggalkan negara itu.

"Kami sangat membutuhkan penerbangan ini. Perbatasan ditutup, sekarang jika bandara ditutup, kami semua seperti di dalam sangkar," sebutnya.

PIA, yang menjalankan penerbangan sewaan ke Kabul daripada layanan komersial reguler, mengatakan telah mempertahankan penerbangan atas dasar kemanusiaan dan menghadapi premi asuransi sebesar 400.000 dolar AS, karena Kabul diperlakukan sebagai zona perang oleh perusahaan asuransi.

Tidak ada komentar segera tersedia dari Kam Air.

PIA mengatakan, sejak pemerintahan baru Taliban dibentuk, stafnya di Kabul menghadapi perubahan menit terakhir dalam peraturan dan izin terbang, serta perilaku intimidasi dari komandan Taliban.

Dikatakan, perwakilan negaranya telah ditahan di bawah todongan senjata selama berjam-jam dalam satu insiden dan baru dibebaskan setelah kedutaan Pakistan di Kabul turun tangan.

Untuk diketahui, meningkatnya krisis ekonomi menambah kekhawatiran tentang masa depan Afghanistan di bawah Taliban, ada permintaan besar untuk penerbangan keluar, diperburuk oleh masalah berulang di perbatasan darat ke Pakistan.

Kantor paspor utama di Kabul telah dipadati oleh orang-orang yang berusaha mendapatkan dokumen perjalanan sejak dibuka kembali bulan ini. Selain itu, penerbangan juga digunakan oleh pejabat internasional dan pekerja bantuan yang bepergian ke Kabul.