Tetapkan USB-C Sebagai Standar, Uni Eropa: Kemenangan Bagi Konsumen
Ilustrasi USB-C. (Wikimedia Commons/Maurizio Pesce)

Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa mengusulkan aturan baru pada hari Kamis yang akan membuat port USB-C standar pada smartphone, tablet, kamera, telepon, speaker portabel dan sistem video game genggam.

Langkah ini merupakan kemunduran bagi raksasa teknologi Apple, yang menggunakan port 'Lightning' miliknya sendiri di iPhone. Sementara, aturan baru ini akan berlaku bertahun-tahun lagi, Apple dapat dipaksa untuk membuat perubahan pada produk andalannya.

"Konsumen Eropa cukup lama frustrasi tentang pengisi daya yang tidak kompatibel menumpuk di laci mereka. Kami memberi banyak waktu kepada industri untuk menemukan solusi mereka sendiri, sekarang waktunya sudah matang untuk tindakan legislatif untuk pengisi daya umum," terang Kepala Teknologi Uni Eropa Margrethe Vestager, mengutip CNN 23 September.

"Ini adalah kemenangan penting bagi konsumen dan lingkungan kami dan sejalan dengan ambisi hijau dan digital kami," tambahnya.

Warga negara Uni Eropa rata-rata memiliki tiga pengisi daya ponsel, menurut Komisi Eropa, badan eksekutif blok tersebut. Tetapi, 38 persen konsumen tidak dapat mengisi daya ponsel mereka setidaknya satu kali, karena mereka tidak memiliki pengisi daya yang benar.

usb c
Ilustrasi USB-C (Wikimedia Commons/Fructibus)

Sekitar 2,4 miliar euro atau sekitar 2,8 miliar doar AS dihabiskan setiap tahun untuk pengisi daya mandiri yang tidak disertakan dengan perangkat elektronik, menurut Komisi.

Sejatinya, pejabat Eropa telah mendorong industri teknologi untuk menstandardisasi pengisi daya selama lebih dari satu dekade. Selama waktu itu, jumlah port pengisian daya ponsel di pasaran telah menurun dari 30 menjadi tiga.

Terpisah, Apple mengatakan akan terus terlibat dengan pemangku kepentingan untuk membantu menemukan solusi yang melindungi kepentingan konsumen.

"Kami tetap khawatir peraturan ketat yang mengamanatkan hanya satu jenis konektor menghambat inovasi daripada mendorongnya, yang pada gilirannya akan merugikan konsumen di Eropa dan di seluruh dunia," sebut perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.