Tegas Bantah Rumor Pembicaraan dengan Rezim Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi: Tidak Ada!
Aung San Suu Kyi. (Wikimedia Commons/East Asia and Pacific Media Hub/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Penasihat Negara Myanmar yang ditahan Daw Aung San Suu Kyi telah membantah rumor bahwa dia telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin junta selama dua bulan terakhir.

"Tidak ada yang datang untuk berbicara dengan saya," tegas Daw Aung San Suu Kyi kepada pengacaranya pada Hari Senin, selama obrolan singkat dengan tim hukumnya, menurut seorang pengacara yang hadir, mengutip The Irrawaddy 13 September.

"Ada desas-desus tentang siapa yang bertemu dengannya, tetapi dia memberi tahu kami, sampai sekarang tidak ada seorang pun (dari badan pemerintahan junta, Dewan Administrasi Negara atau militer) yang bertemu dengannya," sambung pengacara itu.

Desas-desus beredar menyebutkan, pemimpin kudeta Jenderal Senior Min Aung Hlaing bertemu dengan Daw Aung San Suu Kyi sebelum Hari Martir Myanmar, yang jatuh pada 19 Juli. Kemudian, disebutkan ada pertemuan lanjutan bulan lalu dengan dua anggota SAC (Dewan Administrasi Negara).

Sebuah outlet berita lokal melaporkan Menteri Informasi dan Perencanaan U Chit Naing serta Menteri Keuangan dan Industri U Win Shein yang ditunjuk rezim militer, bertemu dengan Aung San Suu Kyi pada 6 Agustus.

Pada Hari Senin, Aung San Suu Kyi seharusnya muncul di hadapan pengadilan khusus di Kotapraja Zabuthiri Naypyitaw, Myanmar setelah delapan minggu penundaan sidang pengadilannya karena pandemi COVID-19.

Namun, karena kondisinya sakit dan tidak enak badan akibat mabuk kendaraan selama perjalanan, Suu Kyi meminta abses dari proses pengadilan kemarin.

Aung San Suu Kyi, Presiden U Win Myint dan para pemimpin senior lainnya dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan beberapa jam sebelum kudeta militer 1 Februari.

Dia menghadapi enam dakwaan atas dugaan pelanggaran pembatasan COVID-19, kepemilikan walkie-talkie ilegal, hasutan, dan karena melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi. Rezim militer Myanmar juga telah mengajukan empat tuduhan korupsi terhadapnya. Dia menghadapi kemungkinan hukuman penjara 75 tahun.

Hingga awal Juni, persidangan Daw Aung San Suu Kyi dilakukan melalui konferensi video. Tim pembela hukumnya bertemu langsung dengannya untuk pertama kalinya pada 7 Juni, pada sidang pertama di mana dia hadir di pengadilan secara langsung.

Untuk diketahui, pengadilan untuk lima dakwaan terhadap Daw Aung San Suu Kyi seharusnya selesai pada Bulan Desember. Penampilan saksi untuk kasus-kasus itu telah setengah selesai ketika persidangan ditunda selama dua bulan dari 19 Juli.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.