Galang Bantuan Rp8,5 Triliun untuk Afghanistan, Antonio Guterres: Saat Ini PBB Tidak Bisa Bayar Gaji Pekerjanya
Ilustrasi warga Afghanistan (Wikimedia Commons/Fahim Parwani)

Bagikan:

JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggelar konferensi untuk menggalang bantuan di Jenewa, Senin sebagai bagian dari cara untuk mengumpulkan dana sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp8.549.730.000.000 untuk Afghanistan, memperingatkan krisis kemanusiaan di sana setelah pengambilalihan Taliban.

Bahkan sebelum perebutan Kabul oleh Taliban bulan lalu, setengah dari populasi, atau 18 juta orang, bergantung pada bantuan. Angka itu akan meningkat karena kekeringan, kekurangan uang tunai dan makanan, pejabat PBB dan kelompok bantuan memperingatkan.

Pengakhiran tiba-tiba miliaran dolar dalam sumbangan asing, menyusul runtuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat dan kemenangan berikutnya dari Taliban, telah menambah lebih banyak tekanan pada program-program PBB.

Di tengah kondisi tersebut, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan organisasinya sedang berjuang secara finansial:

"Saat ini PBB bahkan tidak mampu membayar gajinya kepada para pekerjanya sendiri," ujar Guterres, mengutip Reuters Senin 13 September.

"Kita perlu menemukan cara untuk menghindari situasi yang akan menjadi bencana bagi rakyat dan, menurut pendapat saya, sumber ketidakstabilan, dan tindakan, hadiah bagi kelompok teroris yang masih beroperasi di sana," sambung Guterres.

Konferensi Jenewa, yang akan dimulai pada Senin sore, akan dihadiri oleh pejabat tinggi PBB termasuk Guterres, Kepala Komite Internasional Palang Merah Peter Maurer, serta puluhan perwakilan pemerintah termasuk Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Sekitar sepertiga dari 606 juta dolar AS yang dicari akan digunakan oleh Program Pangan Dunia PBB di bawah FAO, yang menemukan 93 persen dari 1.600 warga Afghanistan yang disurvei pada Bulan Agustus dan September, tidak mengonsumsi makanan yang cukup, sebagian besar karena mereka tidak dapat memperoleh akses ke uang tunai untuk membeli makanan yang cukup.

"Sekarang berpacu dengan waktu dan salju untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada orang-orang Afghanistan yang paling membutuhkannya," kata wakil direktur regional WFP Anthea Webb. "

"Kami benar-benar memohon dan meminjam untuk menghindari stok makanan habis," sebutnya lebih jauh.

Untuk diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga tengah berusaha menopang ratusan fasilitas kesehatan di Afghanistan, yang berisiko ditutup setelah para donor mundur.