Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Qatar mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Afghanistan Minggu kemarin, menandai kunjungan resmi asing tingkat tinggi sejak Taliban menguasai Kabul.

Mengutip Reuters Senin 13 September, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani meminta para penguasa baru Afghanistan untuk melibatkan semua pihak di negara itu dalam rekonsiliasi nasional, ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Mullah Muhammad Hasan Akhund, kata Kementerian Luar Negeri Qatar.

Qatar dianggap sebagai salah satu negara dengan pengaruh paling besar atas Taliban, memainkan peran penting dalam pengangkutan udara besar-besaran yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melalui bandara Kabul sepanjang akhir Agustus lalu.

Selain itu, ibu kota Qatar, Doha, juga menjadi tuan rumah kantor politik Taliban, menyaksikan negosiasi AS yang berujung pada penarikan pasukan besar-besaran dari negara itu.

Sheikh Mohammed dan Perdana Menteri Akhund juga membahas upaya bersama untuk memerangi organisasi teroris yang mengancam stabilitas Afghanistan, cara-cara untuk meningkatkan perdamaian di negara itu dan perjalanan yang aman bagi orang-orang, menurut kementerian Qatar.

"Pertemuan itu berfokus pada hubungan bilateral, bantuan kemanusiaan, pembangunan ekonomi dan interaksi dengan dunia," menurut salah satu juru bicara Taliban Mohammad Naeem di Twitter.

Taliban mengatakan, kepemimpinan Imarah Islam, istilah yang digunakan untuk menggambarkan orde baru di Afghanistan, berterima kasih kepada Pemerintah Qatar karena mendukung rakyat Afghanistan.

"Perjanjian Doha, yang ditandatangani oleh Amerika Serikat dan Taliban, adalah pencapaian penting, semua pihak harus mematuhi implementasinya", sebut Taliban.