Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan berencana menghabiskan 1,6 triliun won atau sekitar Rp19.482.576.512.000 hingga tahun 2030, untuk mengembangkan satelit mata-mata canggih dan teknologi roket, terkait upaya meningkatkan jaringan pengawasannya, seiring dengan pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara.

Langkah itu dilakukan setelah pedoman yang disepakati oleh Korea Selatan dan sekutu keamanannya Amerika Serikat yang telah membatasi pengembangan rudal balistik Seoul selama beberapa dekade dihapuskan pada Mei.

Korea Selatan, dalam koordinasi erat dengan Amerika Serikat, mendeteksi persiapan yang telah dilakukan di Korea Utara menjelang parade militer di Pyongyang Kamis pagi, mengutip Kyodo News Jumat 10 September.

Meskipun sudah mampu 'menguping' komunikasi, Korea Selatan terus bergantung pada Amerika Serikat untuk pengumpulan intelijen melalui satelit mata-mata. Negara ini bertujuan untuk dapat melakukan pengawasan konstan terhadap tetangganya, Korea Utara, menggunakan mikrosatelitnya sendiri.

korea selatan
Ilustrasi rudal militer Korea Selatan. (Wikimedia Commons/촬영 - 이헌구 기자)

Menurut rencana investasi yang diumumkan oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan negara itu minggu lalu, seiring pencabutan pedoman, Korea Selatan sekarang dapat mengembangkan roket peluncur satelit yang mengandalkan bahan bakar padat, yang lebih mudah ditangani daripada bahan bakar cair dan membutuhkan desain roket yang lebih sederhana.

Negeri Ginseng telah menyatakan keinginannya untuk membangun teknologi peluncuran satelit berbiaya rendah dan berpresisi tinggi, sehingga dapat berkembang dengan sungguh-sungguh ke dalam industri luar angkasa.

Pemerintah telah mengalokasikan 18,5 miliar won di bawah rencana investasi untuk mengembangkan sensor canggih yang dipasang di satelit untuk pengamatan inframerah permukaan bumi.

Sensor semacam itu akan memiliki resolusi setidaknya 50 persen lebih tinggi daripada yang dipasang pada satelit yang ada yang dioperasikan di luar negeri, menurut media lokal.

korea utara
Ilustrasi citra satelit pangkalan kapal selam Korea Utara. (Wikimedia Commons/Wapster)

Selain satelit mata-mata dan roket peluncur, Korea Selatan juga sudah memasuki tahap akhir pengembangan teknologi rudal balistik buatan dalam negeri yang mampu membawa hulu ledak hingga 3 ton, serta mampu menjangkau sasaran sejauh 350 - 400 kilometer.

Dalam cetak biru pertahanan untuk 2022-2026, Kementerian Pertahanan mengatakan akan mengembangkan rudal baru dengan kekuatan destruktif yang ditingkatkan secara signifikan, meningkatkan sistem pertahanan rudal dan menyebarkan pencegat baru terhadap artileri jarak jauh.

"Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, jarak jauh dan lebih tepat untuk melakukan pencegahan dan mencapai keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 2 September.

Rudal balistik baru yang dikembangkan disebut mampu menjangkau jarak 350-400 kilometer dengan hulu ledak hingga 3 ton, yang dirancang untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah seperti yang diyakini digunakan Korea Utara untuk menyimpan senjata nuklir, Yonhap melaporkan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.