Pemprov DKI Minta Orang Tua Berikan Izin, Masih Ada 15 Persen Anak 12-18 Tahun yang Belum Divaksin
Ilustrasi-(Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah meminta para orang tua siswa untuk mengizinkan anaknya yang berusia 12-18 tahun untuk divaksinasi COVID-19.

Sebab, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut saat ini masih ada 15 persen anak di usia 12-18 tahun yang belum divaksinasi.

"Harapan Dinas Pendidikan, anak-anak kita di Jakarta yang berusia 12-17 tahun segera diizinkan untuk divaksin," kata Taga saat dihubungi, Senin, 6 September.

Taga menuturkan, vaksinasi pada anak usia sekolah dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Meskipun mengaku tak mencegah 100 persen penularan virus corona, setidaknya, vaksinasi dapat meminimalisasi gejala yang ditimbulkan saat terpapar.

"Vaksin ini kan tidak 100 persen terhindar dari virus. Tetapi setidaknya mengurangi gejela jika terkena atau terpapar COVID-19. Ini imbauan dari kita agar bisa dipahami oleh masyarakat terutama mereka memliki anak 12-17 tahun," ungkap Taga.

Sebelumnya, Anies mengungkapkan capaian vaksinasi anak usia 12-18 tahun sebesar 85 persen. Sementara, 15 persen anak belum divaksinasi. Kebanyakan, anak yang belum divaksinasi karena tak diizinkan orang tua.

"Yang 15 persen anak belum tervaksin, umumnya karena orang tua belum mengizinkan. Karena itu, perlu khusus kepada para orang tua untuk mengizinkan anaknya mengiuti vaksinasi," tutur Anies pada Sabtu, 4 September.

Lebih lanjut, Anies menuturkan vaksinasi belum menjadi kewajiban bagi siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang saat ini berjalan. Hanya guru dan tenaga kependidikan lainnya yang wajib sudah divaksin untuk bisa menjalankan PTM di sekolah.

Anies memiliki alasan tertentu yang membuat dirinya tak mewajibkan siswa harus sudah divaksin untuk mengikuti PTM terbatas itu. Kebanyakan anak divaksinasi atau tidak merupakan keputusan orang tuanya masing-masing. Anak-anak yang belum divaksinasi biasanya karena tak diizinkan orang tua.

Karenanya, Anies merasa kasihan jika ada siswa yang ingin mengikuti PTM namun tak bisa hanya karena belum divaksinasi.

"Sekolah kan memang tidak diharuskan vaksin. Karena kalau diharuskan, nanti anak bisa kehilangan dua hak, kehilangan hak vaksin lalu kehilangan hak belajar. Padahal keputusan tidak vaksin bukan pada dia, tapi keputusan pada orang tua," ucap Anies.