Hadapi Amerika Serikat, Korea Utara Tingkatkan Kerja Sama dengan Rusia
Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Wikimedia Commons/The Presidential Press and Information Office/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan Rusia untuk melawan Amerika Serikat, kata duta besar Pyongyang untuk Rusia, seraya menambahkan, perdamaian di Semenanjung Korea hanya dapat dicapai setelah pasukan Amerika Serikat ditarik.

Komentar Duta Besar Sin Hong-chol muncul, setelah para pemimpin senior Korea Utara memperingatkan minggu ini, Korea Selatan dan Amerika Serikat akan menghadapi akibat atas keputusan mereka untuk melanjutkan latihan militer gabungan tahunan.

Latihan itu adalah latihan untuk perang dan membuktikan bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas ketidakstabilan situasi, katanya kepada kantor berita Rusia TASS dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu, seperti mengutip Daily Sabah Kamis 12 Agustus.

"Kami juga akan meningkatkan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia dengan tujuan untuk melawan Amerika Serikat, ancaman bersama," jelas Sin.

putin kim jong-un
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Wikimedia Commons/The Presidential Press and Information Office/Kremlin.ru)

Sekitar 28.500 tentara Amerika Serikat ditempatkan di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, meninggalkan Semenanjung Korea dalam keadaan perang teknis, ketika pertempuran berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.

Membantah tudingan Pyongyang, Washington dan Seoul mengatakan latihan bersama yang mereka gelar bersifat defensif.

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh media pemerintah Rabu, pejabat senior Korea Utara Kim Yong-chol mengutuk Korea Selatan karena melanjutkan latihan militer dengan Amerika Serikat. Memperingatkan tindakan balasan yang akan membuat Seoul sadar, telah memasuki krisis keamanan.

Sehari sebelumnya, Kim Yo-jong, saudara perempuan kuat Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mengatakan, latihan itu adalah ekspresi paling jelas dari kebijakan permusuhan AS terhadap Korea Utara, seraya menegaskan Korea Utara akan bekerja lebih cepat untuk memperkuat kemampuan serangan pendahuluannya.

Sementara, Pemerintah Korea Selatan dalam sebuah pernyataannya meminta Korea Utara untuk menanggapi tawaran dialog, menyebut meningkatkan ketegangan militer di semenanjung Korea tidak akan menguntungkan siapa pun.