Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap jaringan lima kelompok dan satu orang karena memungkinkan pendanaan antara Rusia dan Korea Utara guna mendukung perang Moskow di Ukraina dan program senjata Pyongyang.

“Tindakan hari ini meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang telah membantu DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea Utara) dan Rusia dalam menghindari sanksi,” kata Departemen Keuangan AS dilansir Reuters, Kamis, 19 September.

Langkah-langkah tersebut juga menunjukkan komitmen AS untuk memutuskan jaringan yang memfasilitasi pendanaan program senjata pemusnah massal (WMD) dan rudal balistik DPRK yang melanggar hukum dan mendukung perang ilegal Rusia melawan Ukraina.

“Meningkatnya kerja sama keuangan antara Rusia dan (Korea Utara) secara langsung mengancam keamanan internasional dan sistem keuangan global,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

“Rusia menjadi semakin bergantung pada DPRK karena mereka menghadapi kerugian besar di medan perang dan meningkatnya isolasi internasional,” imbuhnya.

Sanksi baru ini mengungkap bagaimana pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan skema keuangan ilegal untuk membantu Korea Utara mengakses sistem perbankan internasional yang merupakan pelanggaran terhadap sanksi Dewan Keamanan PBB.

Tindakan AS ini terjadi beberapa hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan pejabat tinggi keamanan Rusia Sergei Shoigu dan membahas pendalaman dialog strategis antara kedua negara, menurut laporan media pemerintah KCNA.

Amerika Serikat dan Ukraina, serta analis independen, mengatakan Kim membantu Rusia dengan memasok roket dan rudal sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan militer lainnya dari Moskow.

Sanksi tersebut menargetkan skema keuangan yang dilakukan oleh Foreign Trade Bank (FTB) yang dikelola pemerintah Korea Utara dan Korea Kwangson Banking Corporation, di mana keduanya lebih dulu mendapat sanksi dari A.S.

Salah satu skema yang diatur oleh Bank Sentral Rusia adalah MRB Bank, yang berbasis di wilayah Ossetia Selatan, Georgia, bertindak atas nama bank Rusia yang ditunjuk untuk menjalin hubungan perbankan rahasia dengan Bank Perdagangan Luar Negeri Korea Utara.