Departemen Keuangan AS Tambahkan Tiga Alamat Dompet Ethereum ke Daftar Sanksi yang Terkait Korut
Dompet Ethereum asal Korea Utara terkena sanksi Departemen Keuangan AS. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Departemen Keuangan Amerika Serikat telah menambahkan tiga alamat dompet Ethereum ke dalam daftar sanksi. Ketiga dompet ini diduga terkait dengan kelompok peretas yang bertanggung jawab atas pencurian lebih dari 600 juta dolar AS (Rp 8,68 triliun) dalam bentuk uang kripto dari permainan token nonfungible Ronin sidechain Axie Infinity.

Dalam pengumuman Jumat, 22 April, Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS, atau OFAC, mencantumkan tiga alamat Ethereum ke pembatasan Warga Negara yang Ditunjuk Khusus untuk Grup Lazarus Korea Utara.

Otoritas AS, termasuk Biro Investigasi Federal dan Badan Keamanan Cybersecurity dan Infrastruktur, telah menargetkan kelompok tersebut atas dugaan perannya dalam mengambil lebih dari 173.600 Ether (ETH) dan 25,5 juta USD Coin (USDC) dari sidechain Ronin pada bulan Maret. Token ini bernilai lebih dari 600 juta pada saat itu.

Pemerintah AS mengisyaratkan lewat tweet Jumat lalu bahwa alamat tersebut ditambahkan ke daftar dalam usaha untuk menghentikan Korea Utara guna menghindari sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan PBB. Catatan Blockchain menunjukkan setidaknya satu alamat dompet yang terhubung ke peretas Ronin mengirim dana ke layanan pencampur kripto termasuk Tornado Cash.

Chainalysis melaporkan pada bulan Januari bahwa Korea Utara mencuri sekitar 400 juta dolar AS (Rp 5,8 triliun)  dalam bentuk mata uang kripto melalui serangan cyber pada tahun 2021. Ini merupakan hasil terbesar mereka hingga saat ini. Dana terlarang yang terkait dengan kelompok peretasan dari Korut terutama di Eter sebesar 58%, Bitcoin sebesar 20% dan token lainnya sebesar 22%.

Penambahan alamat ETH adalah langkah terbaru yang mengidentifikasi aset digital yang diberlakukan oleh OFAC sebagai sarana bagi pemerintah yang terkena sanksi untuk mendapatkan pendanaan.

Menurut laporan Cointelegraph, Pada bulan April, pemerintah AS juga mengumumkan telah menargetkan pasar darknet yang berbasis di Rusia, Hydra, dan pertukaran mata uang digital Garantex karena dugaan koneksi ke pembayaran dari serangan ransomware dan kejahatan dunia maya lainnya. Begitu pulka dengan perusahaan penambangan kripto BitRiver.