Peneliti Sebut <i>Infinity Pool</i> Berusia 3.000 Tahun di Italia untuk Ritual Keagamaan
Para peneliti di kolam Noceto Vasca Votiva. (Sumber: Ministry of Culture Italy via news.cornell.edu)

Bagikan:

JAKARTA - Arkeolog dari Amerika Serikat percaya struktur infinity pool atau kolam tanpa batas berusia 3.000 tahun yang ditemukan di Kotamadya Noceto, Italia, digunakan untuk melakukan ritual keagamaan.

Mengutip The Jerusalem Post dari Livescience 4 Juli, struktur yang dikenal dengan nama 'Vasca Votiva' ini ditemukan pada tahun 2004 silam. Vasca Votiva sendiri merupakan bahasa Italia yang berarti 'tangki suci'.

Para peneliti menyebut, kolam ini seolah memantulkan langit, sehingg orang-orang yang melihatnya akan mereasa seperti sedang melihat ke alam lain.

"Seperti yang Anda pikirkan tentang hal ini, segera setelah Anda dapat mulai melihat permukaan, Anda akan melihat secara efektif tepi tanah di sekitar langit," sebut arkeolog Cornell University, Amerika Serikat Sturt Manning.

"Dan saat Anda mendekatinya, maka Anda hanya akan melihat pantulan langit, jadi Anda akan, dalam arti tertentu, memasuki dunia lain. Kolam renang tanpa batas saat ini serupa dalam keindahan reflektifnya," jelasnya.

Para peneliti dapat menggunakan penanggalan karbon dari papan kayu untuk membedakan usia kolam. Mereka menentukan bahwa itu dibangun antara 1436 SM dan 1428 SM, selama Zaman Perunggu.

Ini adalah periode perubahan budaya di wilayah tersebut. Masyarakat sedang bertransisi dari komunitas pertanian kecil ke pemukiman yang lebih besar, menurut para peneliti.

Oleh karena itu, mereka memutuskan bahwa ini tidak dapat digunakan untuk irigasi atau pertanian karena strukturnya terlalu rumit.

Vasca Votiva
Para peneliti di Vasca Votiva. (Sumber: Ministry of Culture Italy via news.cornell.edu)

"Jika itu hanya untuk irigasi atau semacamnya, tidak apa-apa, tetapi sepertinya tidak berhasil untuk itu. Ini lebih tentang beberapa kegiatan kelompok yang mereka pikir akan bermanfaat, atau para dewa akan senang bahwa mereka telah melakukan ini," papar Manning.

Manning yang mengerjakan penelitian ini bersama tim Cornell yang dipimpinnya membandingkannya dengan Neolitic Stonehenge di Inggris, karena keduanya dirancang seolah-olah membawa orang ke dunia lain.

Mengutip archaeology.wiki, temuan ini menegaskan Noceto Vasca Votiva dibangun pada momen penting perubahan masyarakat, memperkuat teori peneliti Italia yang menyebut struktur itu digunakan untuk ritual air supranatural.

Makalah tim Manning ini berjudul 'Dating the Noceto Vasca Votiva, a Unique Wooden Structure of the 15th Century BCE, and the Timing of a Major Societal Change in the Bronze Age of Northern Italy,' dan diterbitkan di jurnal ilmiah 'PLos ONE' pada 9 Juni lalu.

Noceto Vasca Votiva disebut memiliki panjang sekitar 12 meter, lebar 7 meter, dan kedalaman sekitar empat meter, meskipun kedalamannya agak ambigu pada awalnya. Ketika situs itu sepenuhnya digali, para peneliti menemukan struktur tersebut memiliki tangki kedua di bawahnya, yang telah dibangun terlebih dahulu tetapi runtuh sebelum selesai. Awalnya tidak jelas berapa lama waktu yang berlalu antara pembuatan dua tank, yang berbagi beberapa bahan yang sama.

Dilihat dari ukuran struktur dan tenaga kerja ekstensif yang diperlukan untuk menggali tanah dan menyeret kayu ke lokasi yang menanjak, para peneliti Italia mengakui Noceto Vasca Votiva adalah pekerjaan besar pada zamannya dan berteori tentang tujuannya.

Karena bangunan tersebut terletak di atas bukit dan tidak di tengah desa, maka tidak digunakan sebagai waduk atau sumur. Lapisan sedimen yang halus yang mengisi struktur, dan tidak adanya saluran, menyiratkan bahwa itu tidak digunakan untuk irigasi.

Selain itu, para peneliti menemukan satu set besar benda yang sengaja disimpan di dalam tangki, termasuk banyak bejana keramik, patung-patung dan berbagai batu, kayu, dan barang-barang organik. Semua bukti itu menunjukkan struktur itu digunakan dalam semacam ritual air supranatural.

“Sangat menggoda untuk berpikir ini tentang menciptakan permukaan reflektif yang dapat Anda lihat, dan di mana Anda meletakkan beberapa persembahan, tetapi Anda juga melihat langit di atas dan menghubungkan tanah, langit dan air (hujan)," terang Manning.

Mengingat fakta bahwa pemukiman terdekat di tepi selatan Dataran Po ini dibangun dengan tanggul dan terasering, dan wilayah tersebut produktif secara pertanian dengan banyak pengelolaan air, air jelas penting bagi semua aspek kehidupan pembangun. Setidaknya untuk sementara waktu.

"Runtuhnya seluruh sistem sosial dan ekonomi di daerah itu sekitar tahun 1200 SM. tampaknya terjadi karena menjadi jauh lebih kering,” pungkas Manning.