JAKARTA - Lebih dari 100 anggota polisi penjaga perbatasan rezim militer Myanmar dan keluarga mereka di Negara Bagian Rakhine utara, dinyatakan positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, dengan satu orang meninggal dunia.
Polisi yang meninggal karena terinfeksi tersebut disebut berpangkat sersan yang bertugas di pos penjaga perbatasan di desa Ywetnyotaung, di Kotapraja Maungdaw utara.
Jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Distrik Maungdaw pada 3 Juli lalu, menurut Dr. Nu Kay Thi Zan, kepala rumah sakit seperti mengutip Myanmar Now Rabu 7 Juli.
"Dua orang meninggal di Maungdaw. Sersan penjaga perbatasan tiba tewas di rumah sakit. Dia didiagnosis dengan virus dalam pemeriksaan post-mortem," terang dokter tersebut
Pada hari yang sama, seorang pria berusia 60 tahun dari Kota Maungdaw yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus corona juga dinyatakan meninggal.
Sekitar 105 polisi penjaga perbatasan dan anggota keluarga mereka baru-baru ini dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Maungdaw dan 50 di Buthidaung.
Pada 28 Juni, 91 polisi dan anggota keluarganya dinyatakan positif COVID-19 setelah tiba di Maungdaw. Diyakini mereka kemungkinan terpapar virus saat bepergian bersama di feri. Kepala Rumah Sakit Umum Distrik Maungdaw mengatakan, mereka telah menjalani karantina.
Sementara itu, sekitar 20 orang, termasuk 14 polisi penjaga perbatasan dan anggota keluarga mereka, kemudian dinyatakan positif pada 3 Juli. Mereka yang terinfeksi di Maungdaw termasuk staf pendidikan, karyawan bank, staf imigrasi dan staf bea cukai.
Terpisah di Buthidaung, sekitar 50 polisi Myanmar dan keluarga mereka yang direlokasi dari tempat lain di Myanmar baru-baru ini dinyatakan positif, menurut kepala Rumah Sakit Umum Buthidaung Dr. Saw Min Thein.
Sebagian besar diuji pada 1 Juli, setelah dua polisi yang pindah ke Buthidaung dari Yangon dinyatakan positif terkena virus pada 29 Juni. Menyusul kemudian 48 lainnya dilaporkan terinfeksi virus corona.
"Sejauh ini tidak ada transmisi lokal di Buthidaung. 50 orang yang dinyatakan positif adalah polisi penjaga perbatasan dan anggota keluarga yang dipindahkan dari Yangon," terangnya.
Kota Buthidaung dan Maungdaw memiliki tingkat infeksi COVID-19 tertinggi di Negara Bagian Rakhine. Di Maungdaw sendiri, pada saat pelaporan, ada 179 kasus positif, 170 di antaranya sedang menjalani perawatan medis.
Restoran di Maungdaw telah ditutup kecuali untuk pesanan takeaway mulai hari Sabtu, dengan perdagangan perbatasan dilaporkan segera ditutup, menurut dewan militer di Negara Bagian Rakhine.Selama pandemi, bank, sekolah, dan gerbang perbatasan sebelumnya tetap buka di kotapraja, yang berbatasan dengan Bangladesh.
"Banyak orang yang datang dari daratan untuk bekerja di sini dinyatakan positif COVID-19 di awal gelombang ketiga pandemi, dan itu menunjukkan bahwa pencegahan, proses pengujian, dan proses karantina COVID-19 belum efektif," sebut etnis bersenjata Tentara Arakan (AA) yang aktif di Negara Bagian Rakhine dalam surat pernyataannya pada 5 Juli lalu. Surat itu meminta orang-orang untuk mematuhi arahan kesehatan AA.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, melansir Worldometers, Myanmar total mencatat 171.976 kasus infeksi COVID-19 dengan 3.513 orang tewas, sementara 140.387 pasien dinyatakan sembuh hingga Rabu 7 Juli.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.