JAKARTA - Sebanyak dua belas petugas polisi di Kota Kanpetlet, Negara Bagian Chin membelot untuk bergabung dalam perjuangan melawan rezim kudeta, kata satu kelompok pejuang perlawanan setempat.
Chinland Defense Force (CDF) mengumumkan pada Hari Sabtu, mereka telah mengambil tanggung jawab atas keamanan para pembelot, yang termasuk seorang sersan dan dua kopral yang semuanya etnis Chin.
Aksi pembelotan ini dilakukan dua hari setelah CDF menyerbu kantor polisi di kota tersebut pada 13 Mei lalu. Para pembelot ini disambut hangat dan 'dirawat' oleh CDF.
"Kami menyambut orang-orang etnis Chin yang bergabung dengan CDM dan datang untuk berkolaborasi dengan kami. Kami sedang merawat mereka," kata juru bicara CDF di Kanpetlet yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, melansir Myanmar Now Senin 24 Mei.
"Jika petugas polisi ingin bergabung dengan perlawanan bersenjata dan melawan rezim militer Myanmar, CDF akan menyambut mereka. Juga tidak ada keberatan jika mereka ingin tinggal bersama keluarga mereka di tempat yang aman," sambung juru bicara CDF.
Dalam kesempatan yang sama, CDF juga menerbitkan pernyataan para pembelot yang enggan mengabdi lagi di bawah kediktaktoran militer, serta mendesak polisi lainnya untuk segera membelot.
Untuk diketahui, setelah kudeta 1 Februari, banyak anggota polisi di Negara Bagian Chin meninggalkan pos mereka untuk bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) nasional.
Lebih dari 200 dari mereka melarikan diri melintasi perbatasan ke Mizoram di India, menurut laporan Reuters. Para pembelot lainnya berlindung di komunitas lokal.
BACA JUGA:
CDF, yang sebagian besar anggotanya adalah orang Chin dari sembilan kotapraja negara bagian dan daerah lainnya, dibentuk pada Bulan April di tengah tindakan keras terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.