JAKARTA - Tentara rezim militer Myanmar terlibat kontak senjata sengit selama dua hari untuk mempertahankan pangkalannya di Kotapraja Matupi, Negara Bagian Chin, setelah penyergapan oleh Pasukan Pertahanan Chin (CDF) pada Hari Senin, menurut seorang perwakilan dari kelompok perlawanan.
Petugas informasi CDF-Matupi Nway Oo Linn mengatakan kepada Myanmar Now, bentrokan dimulai ketika pasukan Chin menyerang sebuah pangkalan militer di daerah Theboi di sepanjang jalan Matupi-Paletwa sehari sebelumnya.
"Kami tidak berhasil menduduki markas sepenuhnya selama pertempuran kemarin. Mereka memiliki sekitar 60 tentara yang hadir dan mereka telah menggali bunker di sana, jadi mereka mencoba yang terbaik untuk tidak keluar. Situasinya masih tegang," jelasnya mengutip Myanmar Now 5 Januari.
Lebih jauh dia menerangkan, setidaknya lima tentara junta tewas dan sedikitnya 10 terluka pada Hari Senin. Sementara, seorang anggota CDF terluka ketika pertempuran dilanjutkan pada pukul 10 pagi keesokan harinya.
Myanmar Now tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah pejuang yang tewas atau terluka di kedua sisi.
Bentrokan lain terjadi antara CDF dan sekitar 100 pasukan rezim militer yang tengah berbaris di sepanjang jalan Hakha-Matupi pada Senin malam, menurut kelompok perlawanan.
Nway Linn Oo mengklaim CDF telah menangkap dua tentara dalam pertempuran itu, yang terjadi antara desa Phaneng dan Ngaleng.
"Mereka bukan pembelot. Kami mencegat formasi mereka dari depan dan menahan dua dari mereka," jelasnya, menambahkan CDF tidak akan mengungkapkan informasi lebih lanjut mengenai pasukan yang ditahan.
Konvoi militer yang disergap CDF melanjutkan perjalanannya menuju Matupi setelah bentrokan, sementara tembakan lebih lanjut belum terjadi pada saat pelaporan, ketegangan tetap tinggi, menurut petugas informasi.
Myanmar Now mencoba menghubungi juru bicara junta untuk memberikan komentar sebagai tanggapan atas klaim CDF, tetapi semua panggilan tidak dijawab.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, cabang Matupi dari CDF sebelumnya menyerang sebuah pos pemeriksaan keamanan di jalan Matupi-Paletwa yang diawaki oleh pasukan dari Batalyon Infanteri Ringan 304 pada akhir November. Dua tentara junta tewas dan lima terluka, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh militer.
Sementara, hampir 3.000 penduduk setempat di Matupi telah mengungsi karena pertempuran di daerah itu dan terus membutuhkan dukungan kemanusiaan, menurut CDF.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus menyatukan situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.