JAKARTA - Dosis ganda vaksin COVID-19 hampir sama efektifnya terhadap varian virus corona yang menyebar dengan cepat yang pertama kali diidentifikasi di India, dibandingkan dengan jenis yang dominan di Inggris, kata pejabat kesehatan Inggris pada Hari Sabtu waktu setempat.
Menteri Kesehatan Inggris mengatakan, data ini menjadi terobosan dan dia semakin berharap pemerintah dapat mencabut lebih banyak pembatasan COVID-19 bulan depan.
Sebuah studi oleh Public Health England menemukan, vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari varian B.1.617.2 dua minggu setelah dosis kedua.
Itu dibandingkan dengan efektivitas 93 persen melawan strain B.1.1.7 "Kent" yang merupakan varian COVID dominan Inggris.
"Sementara, dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari varian India dibandingkan dengan efektivitas 66 persen terhadap varian Kent, kata PHE.
"Saya semakin yakin bahwa kami berada di jalur yang tepat untuk peta jalan, karena data ini menunjukkan, setelah dua dosis vaksin COVID-19 bekerja sama efektifnya (melawan varian India)," terang Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock melansir Reuters Minggu 23 Mei.
Di bawah rencana pemerintah, pencabutan pembatasan virus korona yang tersisa akan berlangsung mulai 21 Juni. Inggris sendiri diketahui terus berupaya mempercepat proses vaksinasinya, kendati menjadi yang terdepan di Eropa sejauh ini.
Data yang diterbitkan pada Hari Sabtu menunjukkan, kasus COVID-19 baru yang dilaporkan di Inggris naik 10,5 persen dalam tujuh hari hingga 22 Mei.
Sementara itu, PHE mengatakan dosis pertama dari kedua vaksin itu 33 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari B.1.617.2 setelah tiga minggu, lebih rendah dari keefektifan 50 persen melawan B.1.1.7.
'Dengan demikian, sangat penting untuk mendapatkan kedua dosis vaksin tersebut," imbuh Menteri Hancock.
Kekhawatiran tentang meningkatnya kasus di Inggris dari varian yang pertama kali ditemukan di India, membuat Jerman mengumumkan kewajiban karantina bagi siapa pun yang memasuki Jerman dari Inggris.
BACA JUGA:
Berbeda dengan Inggris, kepala lembaga kesehatan masyarakat Jerman mengatakan vaksin COVID-19 yang ada mungkin kurang efektif terhadap varian B.1.617.2 pada Hari Jumat lalu.