Menlu Retno Marsudi: Penghapusan Hak Paten Vaksin COVID-19 Sangat Krusial
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Sumber: Kementerian Luar Negeri)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi selaku Co-Chairs fasilitas pengadaan vaksin COVID-19 global, COVAX, kembali menggelar pertemuan virtual COVAX AMC Engagement Group, terkait dengan perkembangan program pengadaan vaksin global.

Dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan Ethiopia (Lia Tadesse) dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada (Karina Gould) ini, sejumlah isu sensitif pengadaan vaksin dibahas.

Terkait dengan pasokan vaksin untuk COVAX Facility, Retni menyebut vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh SII (India) terkirim sekitar 18 persen. Sementara produksi vaksin AZ oleh SK Bio (Korsel) terkirim 50 persen dari komitmen awal.

Retno mengatakan, pihaknya berharap pasokan akan bertambah, seiring dengan bertambahnya vaksin COVID-19 yang memeroleh Izin Penggunaan di Masa Darurat (EUL) dari WHO.

"Upaya melipatgandakan kapasitas produksi vaksin termasuk dengan menghapuskan (waive) hak paten vaksin sangat krusial dalam upaya melawan pandemi," tegas Menlu Retno Marsudi dalam keterangan yang diterima VOI, Selasa 18 Mei.

Hingga saat ini, COVAX Facility telah memegang komitmen suplai untuk 1,7 miliar dosis, dari total kebutuhan 2 miliar dosis untuk didistribusikan di tahun 2021.

Sementara, sejauh ini 67,3 juta dosis telah dikirim oleh COVAX Facility ke 124 negara. Dari keseluruhan jumlah negara yang dijadwalkan menerima vaksin hingga Juni 2021, 85 persen di antaranya telah menerima pengiriman pertama.

Terkait dengan distribusi vaksin, Retno mengungkapkan sejauh ini tingkat ketidaksetaraan distribusi vaksin di tingkat global masih besar. Ia menyebut, hanya 0,3 persen suplai vaksin yang ada saat ini dikirim ke negara berpenghasilan rendah. Menurutnya, tidak ada negara yang sepenuhnya bebas dari COVID-19, selama masih ada negara yang terinfeksi.

"Mengenai pembiayaan, dari total 8,3 miliar dolar Amerika Serikat yang dibutuhkan, saat ini telah terkumpul 6,6 miliar dolar Amerika Serikat. Ini merupakan perkembangan positif dan diharapkan sisanya akan segera dapat terpenuhi di waktu kedepan khususnya saat Pertemuan AMC Summit yang akan diselenggarakan bersama GAVI dan Pemerintah Jepang pada Juni 2021 mendatang," harapnya.

Ditambahkan olehnya, pemerintah setiap negara memerlukan dukungan berbagai lapisan masyarakat, untuk membangun komunikasi yang baik terkait kepercayaan terhadap vaksinasi COVID-19.