Bagikan:

JAKARTA - India kemungkinan melanjutkan penghentian ekspor vaksin COVID-19 hingg Oktober mendatang, terkait dengan pemenuhan kebutuhan vaksin di dalam negeri yang dihantam gelombang kedua COVID-19. Ini akan berpengaruh pada program vaksin global lewat COVAX.

Sebagai negara produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, India mampu menyumbang atau menjual 66 juta dosis vaksin, dengan tujuan negara-negara seperti Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan sejumlah negara Afrika.

Perpanjangan penghentian ekspor ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meminta pembuat vaksin di luar India untuk memajukan pasokan vaksinnya ke program tersebut, dalam pertemuan Senin 17 Mei.

Salah satu sumber berwenang dengan syarat anonim menerangkan, keputusan Pemerintah India untuk memperpanjang penghentian ini, seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 serta angka kematian yang juga mencetak rekor tertinggi. Sehingga, India fokus untuk kampanye vaksinasi dalam negeri.

"Kami tidak harus menyampaikan secara resmi ke semua negara karena kami tidak wajib melakukannya. Itu dibahas secara internal dan beberapa negara diminta untuk tidak mengharapkan komitmen ekspor, mengingat situasi India saat ini," sebut sumber itu seperti melansir Reuters Selasa 18 Mei.

Sementara itu, dua sumber lain mengatakan, kecepatan India dalam mengendalikan gelombang kedua COVID-19, akan menentukan kelanjutan ekspor vaksin dari India. Semua ekspor vaksin dikoordinasikan dan diawasi oleh Kementerian Luar Negeri India. 

Terpisah, juru bicara Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia mengatakan, pihaknya fokus pada pasokan vaksin untuk dalam negeri India.

Terkait dengan program COVAX, pihak COVAX GAVI mengungkapkan, sedikitnya 140 juta dosis vaksin COVID-19 yang sedianya akan mereka terima pada Mei ini, dipastikan akan tetap berada di India. Total COVAX memiliki kesepakatan 1,1 miliar dosis vaksin AstraZeneca atau Novavax dengan Serum Institute of India.

"Saat India menghadapi gelombang pandemi yang benar-benar mengerikan, produksi vaksin India, termasuk 140 juta dosis vaksin yang awalnya ditujukan untuk COVAX, telah berkomitmen untuk melindungi warganya sendiri," terang juru bicara GAVI melalui email.

"Kami menawarkan dukungan penuh kepada Pemerintah India dalam upaya mereka untuk mengendalikan virus, dan kami siap membantu dengan cara apa pun yang kami bisa," tandasnya.