Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Pemerintah Indonesia menyebut tindakan kekerasan tersebut tidak dapat dibiarkan.

"Bapak Presiden menyampaikan bahwa Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata terhadap pelanggaran yang terus dilakukan Israel. Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 12 Mei.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi terus mengikuti perkembangan baru terhadap kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Sehingga, pemerintah Indonesia berusaha semaksimal mungkin termasuk melalui The Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People (CEIRPP).

Adapun komite ini adalah majelis umum PBB yang dibentuk sejak t1975 dan memiliki mandat untuk memperjuangkan hak-hak Palestina, termasuk hak kemerdekaan.

Sebagai salah satu negara anggota biro dan memangku jabatan wakil ketua, Indonesia mengusulkan adanya pertemuan antara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk melakukan pertemuan. Tujuannya, untuk membahas perihal kekerasan yang terjadi di Palestina.

Tak hanya itu, Indonesia juga mendesak adanya gerakan nyata yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB atas konflik yang terjadi. Salah satunya, dengan mengupayakan penghentian tindak kekerasan dan menghadirkan keadilan dan perlindungan bagi Palestina.

"Sudah terlalu lama hak-hak bangsa dan rakyat Palestina digerogoti oleh israel. Indonesia akan terus bersama rakyat dan bangsa Palestina dalam meperjuangankan hak-haknya," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, permusuhan antara Israel dan Hamas meningkat dalam semalam, dengan 35 warga Palestina tewas di Gaza dan tiga di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun.

Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, 12 Mei ketika kelompok Islamis dan kelompok militan Palestina lainnya menembakkan beberapa serangan roket ke Tel Aviv dan Bersyeba.

Satu bangunan tempat tinggal bertingkat di Gaza runtuh dan satu lagi rusak berat setelah berulang kali terkena serangan udara Israel.

Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas, termasuk pusat intelijen dan situs peluncuran roket.

"Itu adalah serangan terbesar antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 di Gaza, dan memicu kekhawatiran internasional bahwa situasinya bisa lepas kendali," tulis Reuters dikutip melalui Antara.