Targetkan Mobil Otonom Tahun 2027, Korea Selatan Kucurkan Dana 75 Juta Dolar AS
Ilustrasi mobil otonom. (Wikimedia Commons/Grendelkhan)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian Korea Selatan pada Minggu 27 Juni lalu, mengatakan telah menyetujui 53 proyek dengan anggaran 85 miliar won atau sekitar 75 juta dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini, terkait rencana pengembangan mobil otonom.

Ditargetkan terealisasi pada tahun 2027 mendatang, Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan berharap sekitar 373 organisasi dan 3.500 pakar diharapkan bergabung dalam proyek penelitian ini.  

Mengutip Korea Times, Korea Selatan menyebut anggaran akan dihabiskan untuk mengembangkan suku cadang otomotif untuk mobil otonom, bersama dengan perangkat lunak kecerdasan buatan.

Pengumuman itu datang sejalan dengan rencana Korea Selatan yang diumumkan sebelumnya untuk menghabiskan 1,09 triliun won hingga 2027 untuk proyek-proyek semacam itu.

Di bawah visi tersebut, Negeri Ginseng berencana untuk mencapai apa yang disebut otomatisasi Level 4 pada tahun 2027, di mana pengemudi tidak lagi diharuskan memegang kemudi.

Ini dibandingkan dengan teknologi Level 2 yang saat ini tersedia di pasar, di mana pengemudi harus tetap fokus setiap saat, sementara mobil hanya dapat mengikuti jalur lalu lintas. Sementara pada Level 3, pengemudi hanya perlu melakukan intervensi terbatas.

Untuk melengkapi rencana ini, Korea Selatan juga akan melakukan upaya untuk merevisi peraturan lalu lintas yang ada untuk mengakomodasi mobil self-driving.

kendaraan otonom
Ilustrasi mobil otonom. (Wikimedia Commons/Norbert Aepli, Switzerland)

Sebagai salah satu negara terdepan di bidang industri otomotif dan transportasi, Korea Selatan terus melakukan berbagai terobosan. Satu di antaranya adalah program 1,2 juta kendaraan umum ramah lingkungan di tahun 2030. 

Diinisiasi oleh perusahaan penyewaan transportasi Bulan Maret lalu, gerakan ramah lingkungan ini didukung oleh sekitar 111 perusahaan lokal, termasuk perusahaan di bidang manufaktur dan keuangan.

"Transisi bus dan taksi yang penting bagi masyarakat untuk kendaraan bebas karbon, berkontribusi banyak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan aerosol yang mengancam lingkungan negara. dan kesehatan masyarakat," ujar Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Han Jeung-ae.