Bagikan:

JAKARTA - Mulai Bulan Agustus, konsumen yang memesan barang di Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan mungkin akan menjumpai robot yang menunggu di depan pintu mereka sambil membawa paket yang mereka beli.

Perusahaan rintisan robotika otonom Korea Neubility mengatakan pada Bulan Mei, mereka bekerja sama dengan pemerintah kota untuk mengoperasikan 10 robot pengantar barang Neubie di dekat Stasiun Pangyo dan Seohyeon-dong, setelah peraturan yang lebih longgar tentang penggunaan robot pengantar barang di luar ruangan.

Proyek ini bertujuan untuk membantu pemilik toko kecil mengurangi biaya pengantaran. Perusahaan tersebut menerima dana sebesar 300 juta won dari pemerintah pusat dan tambahan 130 juta won dari investor lain untuk proyek tersebut.

"Setelah langkah-langkah deregulasi pemerintah pusat, kami dapat memulai layanan pengantaran robot kami dengan sungguh-sungguh di Seongnam," jelas CEO Neubility Lee Sang-min, dilansir dari The National News 10 Juli.

Layanan pengiriman robot di luar ruangan telah menjadi legal di Korea sejak November lalu, karena Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penyediaan Robot Cerdas yang direvisi memungkinkan pengoperasian robot secara otonom di luar ruangan untuk pengiriman.

Sementara, Undang-Undang Lalu Lintas Jalan yang direvisi mengkategorikan robot pengiriman sebagai pejalan kaki yang dapat bergerak di trotoar.

Peraturan yang dilonggarkan telah mendorong banyak perusahaan robotika di Negeri Ginseng untuk membawa robot pengiriman mereka keluar dari gedung, dengan tujuan untuk menilai kemampuan mereka dalam layanan di luar ruangan.

Bekerja sama dengan KT dan Kantor Distrik Gangnam, Neubility menguji robot Neubie-nya November lalu, mengirimkan minuman kepada pelanggan yang memesan di dekat Stasiun Seolleung melalui aplikasi seluler perusahaan.

Terpisah, Woowa Brothers, operator aplikasi pengiriman Baedal Minjok, juga menguji robotnya, Dilly, untuk layanan luar ruangan di dekat COEX.

"Dilengkapi dengan kamera dan sensor canggih, Dilly dapat dengan cepat dan tepat mendeteksi rintangan saat beroperasi di daerah pusat kota yang padat penduduk," kata seorang pejabat Woowa Brothers.

"Robot ini dilengkapi dengan algoritma self-driving berperforma tinggi, yang memungkinkannya menghindari pejalan kaki di trotoar yang ramai dan segera menemukan rute baru dalam situasi yang tidak terduga," sambungnya.

Robotis, yang sebelumnya mengoperasikan robot pengantar Gaemi di lingkungan luar ruangan yang terbatas seperti kompleks apartemen, tempat perkemahan, resor dan lapangan golf, kini beralih ke pengantaran minuman di jalan tahun ini bekerja sama dengan Vanada Coffee, waralaba kedai kopi lokal.

Menurut perusahaan intelijen pasar Quad Intel, pasar robot pengantar luar ruangan global diproyeksikan melonjak menjadi 105 juta dolar AS pada tahun 2027 dari 4 juta dolar AS pada tahun 2020. Perkiraan itu mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 17,3 persen.

"Pemanfaatan robot pengantar luar ruangan diharapkan dapat mengurangi biaya tenaga kerja secara keseluruhan secara signifikan," kata Quad Intel dalam sebuah laporan.

"Robot-robot ini dapat menggantikan petugas pengantar dan dapat membawa muatan lebih dari 100 kilogram sekaligus," sambungnya.

Namun, perusahaan itu memperingatkan robot dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dan melukai pejalan kaki.

"Robot pengantar barang di luar ruangan juga menuai kritik, karena robot akan bersaing dengan pejalan kaki dan kursi roda untuk mendapatkan ruang," kata Quad Intel.

Sementara, di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai potensi kecelakaan yang melibatkan robot pengantar barang sebelum diadopsi secara luas, Badan Kepolisian Nasional telah memulai sebuah studi tentang cara menangani insiden semacam itu dan menentukan tanggung jawab atas kerusakan.