Perusahaan Korsel Naver Corp, Buat Robot Rookies dengan Manfaatkan Teknologi 5G
Naver Corpbuat robot dengan teknologi 5G. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pada hari kerja, kantor pusat baru perusahaan teknologi Korea Selatan, Naver Corp,  di dekat Seoul menyerupai pemandangan langsung dari film fiksi ilmiah. Terdapat sekitar 40 robot berjalan melintasi lantai dan mengantarkan parsel dan kopi Starbucks kepada manusia. Ini menjadikan pelayanan otomatis yang dilakukan dari robot ciptaan mereka.

Rookies, begitu robot-robot tersebut dipanggil, berjalan di antara orang-orang. Mereka bahkan bisa naik lift tembus pandang yang disediakan bagi mereka untuk menjelajahi 28 lantai di gedung itu. Yang terpenting bagi Naver, otak para Rookies ini disimpan di cloud dan terhubung ke robot melalui jaringan 5G pribadi yang supercepat.

Sementara robot tampaknya melakukan pekerjaan mereka dengan baik, eksekutif senior Naver berhati-hati dengan masa depan komersial dari bisnis robot Rookies ini, di mana perusahaan telah menginvestasikan 550 juta dolar AS (Rp 8 triliun), karena teknologi 5G menghadirkan tantangan.

"Ini akan menjadi tugas jangka panjang," kata Seok Sang-ok, CEO R&D arm Naver Labs, yang memimpin proyek robot, kepada Reuters. Namun ia menolak untuk membuat perkiraan keuangan apa pun untuk bisnis tersebut.

Naver adalah operator portal pencarian yang dominan di Korea Selatan dan salah satu dari 10 perusahaan terdaftar yang paling berharga dengan kapitalisasi pasar sebesar 35 miliar dolar AS (512,7 triliun). Mereka telah membuat terobosan ke 5G, menjadi perusahaan non-telekomunikasi pertama di negara itu yang diizinkan untuk menjalankan jaringan 5G berlisensi lokal pada bulan Desember lalu.

Pandangan Naver yang hati-hati terhadap bisnis robot menggarisbawahi tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengubah ide-ide inovatif yang telah dijanjikan oleh teknologi 5G menjadi kesuksesan komersial.

Ini termasuk rintangan peraturan yang melibatkan layanan baru seperti mengemudi secara otonom, peluncuran jaringan yang tidak merata, dan peningkatan teknologi secara bertahap.

Bahkan di negara berteknologi maju seperti Korea Selatan, pionir 5G Asia yang meluncurkan jaringan seluler generasi kelima pada tahun 2019, permintaan untuk layanan tersebut tetap tidak terdengar alias sangat sedikit.  Bahkan perusahaan telekomunikasi enggan menginvestasikan jumlah besar yang diperlukan untuk meningkatkan kecepatan koneksi ke layanan pendukung seperti mengemudi otonom.

Sementara robot Naver saat ini melakukan fungsi dasar dan keandalannya sedang diuji dalam pengaturan yang relatif terkontrol, eksekutif Naver mengandalkan keterjangkauannya sebagai USP untuk penggunaan yang lebih luas.

Naver menolak untuk mengungkapkan harga robot tersebut. Akan tetapi mengatakan penghapusan unit pemrosesan pusat dan unit pemrosesan grafis dari robot dan menjaga "otaknya" di cloud, dapat mengurangi biaya lebih dari 1.500 dolar AS (Rp 21,9 juta) per unit.

"Latensi rendah 5G adalah kunci untuk membuang komputer di dalam robot sehingga dapat mengakses daya komputasi besar yang tidak terbatas oleh ukuran robot," kata Seok.

Naver berencana untuk menambah jumlah robot menjadi 100 pada tahun ini dan juga memungkinkan mereka melakukan pekerjaan set-up dan pemeliharaan di pusat data besarnya yang akan selesai pada tahun 2023. Pusat ini akan memiliki luas 300.000 meter persegi dan dapat beroperasi setidaknya 100.000 server, sesuai dengan skala pusat data terbesar dari Microsoft atau Apple.

"5G adalah jaringan dengan banyak keuntungan, tetapi harus dioptimalkan untuk robot daripada ponsel. Tidak ada yang bisa melakukannya, tapi kami melakukannya," kata Won Choong-lyol dari Naver Labs dalam wawancara.