Alasan Ketua DPRD Ingin Mantan Gubernur DKI Ali Sadikin Jadi Pahlawan Nasional
Ali Sadikin/ Foto: Wikimedia Commons

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi ingin agar mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dinobatkan menjadi pahlawan nasional. 

Prasetio mengaku dirinya akan mengusulkan kembali gelar pahlawan kepada Ali. Ia ingin penobatan gelar tersebut dapat dibarengi dengan perayaan HUT DKI Jakarta ke-494 yang jatuh pada 22 Juni 2021 mendatang.

"Usulan anugerah pahlawan buat Bang Ali sudah ada sejak tahun 2010. Semoga bertepatan di HUT DKI ke-494 ini dapat diberikan. Karena itu kita akan berusaha lagi untuk melengkapi kajian dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan," kata Prasetio kepada wartawan, Jumat, 11 Juni.

Kata Prasetio, usulan agar Ali ditetapkan sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan berkali-kali. Namun, sampai saat ini belum terwujud karena terkendala masalah administrasi.

Pada tahun 2016 mantan Gubernur DKI Djarot Syaifullah Hidayat juga pernah mengusulkan. Namun akibat persyaratan administrasi tidak lengkap maka gelar pahlawan nasional tidak dapat diberikan. 

Baginya, Ali pantas menjadi pahlawan nasional karena kiprahnya dalam memimpin Jakarta selama 10 tahun sejak 1966 sampai 1977. Seperti, gagasan dan konsep tata kelola pemerintahan.

Menurut Prasetio, predikat kota metropolitan pada Jakarta yang dinikmati warga saat ini, tak lepas dari jasa Ali Sadikin.

"Jadi sangat wajar negara memberikan gelar pahlawan nasional kepada Ali Sadikin karena jasa-jasanya. Saya mendukung dan kita bersama-sama berikhtiar supaya usulan ini dapat segera disahkan," tutur politikus PDI Perjuangan itu.

Sebagai informasi, Ali Sadikin lahir di Sumedang, 7 Juli 1927. Ia meninggal pada tanggal 20 Mei 2008 pada umur 80 tahun. Ali adalah seorang letnan jenderal Korps Komando Angkatan Laut yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur Jakarta.

Saat memimpin, Ali melakukan sejumlah pembangunan seperti Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, hingga pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet. Ali juga yang mencetuskan pesta rakyat setiap hari jadi Jakarta pada 22 Juni.

Tak hanya itu, Ali juga figur yang memiliki sejumlah program kontrovesional. Selain melegalkan perjudian dan membangun lokalikasi, Ali Sadikin jadi otak utama pemerintah Jakarta terjun dalam bisnis bir. Perusahaan itu kini dikenal dengan nama PT. Delta Jakarta. 

Ali juga kerap melakukan penggusuran kampung kumuh. Ngototnya Ali Sadikin tak lain karena menjamurnya kampung kumuh di Jakarta. Lebih lagi, kampung itu sering jadi biang dari wabah penyakit. Oleh Ali Sadikin, perbaikan kampung dipandang sebagai solusi meningkatkan kesehatan dan kebersihan Jakarta.