JAKARTA - Rencana penggantian nama jalan di salah satu jalan kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dengan nama presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, masih berpolemik.
Protes rencana penamaan Jalan Ataturk diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta Khoirudin, hingga politikus Gerindra Fadli Zon.
Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi juga ikut berkomentar. Dia justru mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberi nama Jalan Kebon Sirih dengan nama Ali Sadikin. Sebab, sampai saat ini usulan nama jalan Ali Sadikin belum juga digubris Anies.
"Ali Sadikin jelas-jelas sosok dan tokoh berjasa buat Jakarta. Usulan penamaan jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat menjadi Ali Sadikin pun merupakan keputusan dari rapat paripurna. Tapi, mana? Sampai sekarang belum juga ada keputusan untuk peraturan gubernur," kata Prasetyo kepada wartawan, Kamis, 21 Oktober.
Politikus PDIP itu memandang, semestinya Anies lebih mengetahui dan mengutamakan kajian mana sosok yang layak untuk dikenang dan pantas dijadikan nama jalan.
"Jadi memang perlu dilihat asas kelayakannya. Siapa yang paling layak dan pantas dengan bijak. Sekarang ini, siapa sih yang enggak tahu Ali Sadikin berikut jasa-jasanya bagi Jakarta," ujar Prasetyo.
BACA JUGA:
Seperti diketahui, keinginan Prasetyo soal pemberian nama Jalan Kebon Sirih menjadi Ali Sadikin pernah dia sampaikan dalam rapat paripurna peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-494 Kota Jakarta di gedung DPRD DKI.
Prasetyo meminta Anies menerbitkan peraturan gubernur mengenai perubahan nama jalan yang terletak di depan Kantor DPRD DKI menjadi nama mantan gubernur DKI tersebut.
“Kiranya Saudara Gubernur berkenan pula menerbitkan peraturan gubernur guna menetapkan perubahan nama Jalan Kebon Sirih, dimulai dari perempatan Jalan Abdul Muis sampai dengan perempatan Jalan Menteng Raya seberang Tugu Patung Tani, menjadi Jalan H. Ali Sadikin," kata Prasetio, Selasa, 22 Juni.
Prasetyo menganggap kiprah Ali Sadikin dalam memimpin Ibu Kota sejak tahun 1977 sampai 1977 membuat Jakarta berkembang sampai saat ini. Karenanya, penyematan nama Ali Sadikin dilakukan untuk mengenang jasanya.
"Pada masa kepemimpinan beliau, banyak keberhasilan yang telah dirasakan oleh masyarakat Jakarta," tutur Prasetyo.