Ketika Nama Jalan Ataturk Masih Berpolemik, Presiden Erdogan Sudah Mau Datang ke Indonesia
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Twitter @jokowi)

Bagikan:

JAKARTA - Rencana pemberian nama jalan di Jakarta menggunakan nama presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, masih berpolemik.

Lalu ternyata, dalam waktu dekat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan mengunjungi Indonesia. Hal ini diungkapkan okeh Presiden Joko Widodo lewat akun Instagramnya pada hari ini.

"Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Indonesia, tahun depan," kata Jokowi, dikutip dari akun @jokowi, Minggu, 31 Oktober.

Jokowi menuturkan, rencana itu sempat mereka bahas dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Erdogan di sela-sela rangkaian acara KTT G20 di La Nuvola, Roma, kemarin.

"Kunjungan Yang Mulia Presiden Erdogan tentu akan makin mempererat hubungan Indonesia-Turki. Kita tunggu," ungkap Jokowi.

Sebagai informasi, rencana penggantian nama jalan di salah satu jalan kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dengan nama presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, menuai protes.

Protes rencana penamaan Jalan Ataturk diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta Khoirudin, hingga politikus Gerindra Fadli Zon.

Lalu, ungkapan keberatan tersebut juga dilayangkan oleh Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi hingga Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU) Ahmad Helmy Faishal Zaini.

Sebagai tindak lanjut menyikapi polemik ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku Pemprov telah bersurat ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Ankara (Turki) terkait rencana penamaan salah satu jalan di Jakarta dengan nama Jalan Ataturk.

"DKI sudah menyampaikan surat ke Dubes Indonesia untuk Turki menyampaikan bahwa kami tentu menghargai, menghormati usulan nama yang disampaikan oleh Pemerintah Turki," ujar Riza.

DKI mengaku ada polemik dalam rencana ini. Sehingga, DKI menawarkan adanya proses diskusi dengar pendapat dengan masyarakat jika timbul kontroversi.

Lalu, Riza juga mengusulkan alternatif lain. Dia mengusulkan penamaan jalan di Jakarta diubah dari yang rencananya menggunakan nama tokoh menjadi nama kota di Turki.

"Akan diusulkan beberapa nama, dan mudah-mudahan nanti pemerintah turki akan menyampaikan alternatif pilihan. Tentu harapan kami bukan nama orang, tapi nama kota, apakah Istanbul, apakah Ankara, dan lain-lain," ungkap dia.