Nama Kemal Ataturk Bakal Jadi Jalan di Jakarta, Tapi Lokasinya Masih 'Misteri' Kata Wagub Riza
Mustafa Kemal Ataturk (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan rencana pemberian nama Kemal Ataturk di jalanan Ibu Kota merupakan bagian kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Turki. Apalagi, pemerintah Turki sudah menjadikan nama Presiden RI Soekarno sebagai nama jalan.

"Jadi memang ada keinginan dari kita dan pemerintah Turki agar ada nama dari (tokoh, red) kita di Turki dan ada nama dari Turki di kita," kata Riza kepada wartawan di Jakarta, Minggu, 17 Oktober.

Hanya saja, Riza belum memaparkan ruas jalan mana yang namanya akan diganti dengan nama tokoh bangsa Turki itu. "Jadi insyallah, ini bagian dari kerja sama antara Indonesia dan Turki," tegasnya.

"(Lokasinya, red) nanti akan disampaikan," imbuh Riza.

Sebagai informasi, pemerintah Turki akan memberi nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama Ahmet Soekarno. Namun, negara itu ingin pemberian nama itu saling balas sehingga muncul wacana pemberian nama tokoh Turki untuk ruas jalan di Jakarta.

Siapa Mustafa Kemal Ataturk

Pada 10 November 1938, Presiden Pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia. Mustafa Kemal Ataturk meninggal akibat sirosis hati. Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang revolusioner yang turut mendirikan Republik Turki dan berhasil mereformasi Turki menjadi negara modern.

Mengutip Biography, Ataturk telah aktif dalam gerakan revolusioner sejak muda. Ia menjadi anggota Muda Turki, sebuah gerakan intelektual revolusioner. Ia juga berpartisipasi dalam Revolusi Turki Muda Juli 1908, yang berhasil menggulingkan Sultan Abdülhamid II.

Dari 1909 hingga 1918, Attaturk memegang sejumlah jabatan di tentara Ottoman. Dia berperang melawan Italia dalam Perang Italia-Turki pada 1911 dan dari 1912-1913 bertempur dalam Perang Balkan.

Setelah tiga tahun bertempur, mesin perang Ottoman runtuh. Sekutu mulai membagi kekaisaran di antara mereka sendiri. Istanbul adalah Ibu Kota Kekaisaran Ottoman selama berabad-abad.

Tetapi, ketika Ataturk kembali ke Istanbul setelah Perang Dunia Pertama, Ataturk menemukan kota itu diduduki oleh pasukan Sekutu. Dia bertekad untuk memulihkan kedaulatan Turki.

Pada 1922, Turki menang dalam perang kemerdekaan. Keberhasilan Ataturk melawan "penjajah" memberinya pemerintah saingan yang meningkatkan legitimasi di mata rakyat.

Pada 29 Oktober 1923, Republik Turki dideklarasikan. Mustafa Kemal Ataturk adalah pahlawan perang dari kemerdekaan itu.

Ataturk dinobatkan sebagai Presiden Turki. Basis kekuatannya, Ankara menjadi ibu kota negara tersebut. Selama lebih dari 80 tahun, Turki berhasil diatur oleh prinsip-prinsip sekuler, prinsip-prinsip yang diperkenalkan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Setelah merebut kekuasaan, Ataturk mengambil langkah drastis untuk mengarahkan kembali Turki ke Barat. Menggunakan kekuasaannya, Ataturk menghapus sistem kekhalifahan, mengubah alfabet, dan menjadikan Islam sebagai ranah privasi.

Sebagai komandan divisi, Ataturk berperang melawan Sekutu dalam kampanye Gallipoli yang terkenal pada 1915. Mengutip Al Jazeera, legitimasi Sultan sebagai penguasa terletak pada posisinya sebagai Khalifah, wakil Tuhan di bumi, di bawah pemerintahan Ottoman.

Selain itu, otoritas negara berasal dari Islam. Namun Ataturk menghapuskan jabatan khalifah dan khalifah terakhir diusir pada 3 Maret 1924. Dia juga menutup semua pengadilan agama dan sekolah, melarang pemakaian jilbab bagi karyawan sektor publik, menghapuskan kementerian hukum qanun dan yayasan Islam, mencabut larangan alkohol, mengadopsi kalender Gregorian mengganti kalender Islam, dan menjadikan Minggu sebagai hari libur alih-alih hari Jumat.

Ia juga mengubah alfabet Turki dari huruf Arab menjadi huruf Romawi. Ataturk juga mengamanatkan bahwa azan harus dalam bahasa Turki daripada bahasa Arab, bahkan melarang pemakaian topi fez.