ASN Pemprov Jabar Terpapar COVID-19 Usai Pulang dari Jakarta hingga Muncul Klaster Baru, Ini Kata Wagub DKI
Wagub DKI Ahmad Riza Patria (DOK VOI/Diah Ayu)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah ASN di Pemprov Jawa Barat (Jabar) terpapar COVID-19 usai pulang tugas kedinasan dari Jakarta hingga akhirnya menyebabkan klaster baru. Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut penularan COVID-19 bisa terjadi di mana saja. 

“Semuanya sangat mungkin. Jadi kalau bicara penularan kita tidak bisa tahu sampai menunggu hasil penelitian, pemeriksaan yang sebenarnya. Bisa saja orang di Bandung dapat dari Jakarta, orang di Jakarta dapat dari Bandung, dan lain sebagainya. Itu suatu yang biasa dalam masa pandemi. Dari luar negeri dibawa ke dalam negeri, semua sangat mungkin. yang penting semua harus teliti, saling menghormati, saling menjaga satu sama lain,” kata Riza Patria kepada wartawan, Kamis, 3 Juni. 

Sebelumnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan Gedung Sate ditutup hingga 9 Juni terkait lebih dari 30 orang pegawai positif COVID-19.

"Kondisi penutupan Gedung Sate ini sudah biasa. Kalau bicara COVID-19, di mana ada klaster maka gedung kita tutup. Dan Gedung Sate ini sudah berkali-kali kita tutup. Nah saat ini ditemukan ada sekitar 30-an staf saya di bidang pemerintahan yang terpapar," kata Ridwan Kamil dikutip Antara.

Dia menjelaskan gedung tersebut ditutup sementara waktu selama masa penanganan COVID-19 dan pembersihan gedung.

Gubernur Jabar menyebut penutupan kantor pemerintah Jabar itu bisa saja melebihi 9 Juni karena disesuaikan dengan kondisi penyebaran COVID-19 selama beberapa hari ini.

"Bisa saja lebih dari itu. Namun memang karyawan yang terpapar semuanya di bidang administrasi, tapi kami pastikan pemerintahan tetap berjalan," kata dia.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengatakan, pegawai di lingkup Pemrov Jabar yang terpapar positif COVID-19 ini bukan karena hasil mudik Lebaran, melainkan karena baru menyelesaikan kegiatan kedinasan di Jakarta.

"Bukan karena mudik. tapi setelah mudik, ada kedinasan di Jakarta, hasil 'tracing'-nya, sebenarnya yang terpapar ada 5 orang sepulang dari Jakarta. Namun menularkan ke kantor dan menyebar," katanya.