JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Partai berlambang banteng ini akan menawarkan dan membangun koalisi demi mempersempit kans partai lain mengusung pasangan calon.
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno mengungkap keuntungan pilpres hanya diikuti 2 pasangan calon. Pertama, pemilu hanya dilangsungkan satu putaran saja sehingga biaya penyelanggaraan juga lebih rendah.
"Bila dua paslon, keuntungannya cukup 1 putaran. Biaya pilpres lebih rendah," ujar Hendrawan kepada VOI, Minggu, 30 Mei.
Selain itu, lanjutnya, pengkubuan pendukung juga lebih sempit.
BACA JUGA:
"Potensi risikonya ada pada politik bipolar, berhadap-hadapan, seperti hitam putih," ungkapnya.
Menurut dia, jika Pilpres 2024 dimunculkan lebih dari dua Paslon maka biaya penyelenggaran pemilu akan membengkak.
"Bila lebih dari dua paslon, potensi pilpres dua putaran sangat besar. Biaya penyelenggaraan pemilu akan besar sekali," katanya.
Sebelumnya, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai keinginan PDIP tersebut bisa menutup ruang demokrasi yang sudah berjalan di Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam UU Pemilu.
"Itu kan keinginan dia bukan keinginan rakyat, kehendak dia bukan kehendak rakyat. Kalau kita mengacu pada undang-undang yang mensyaratkan 20 persen lalu membuka ruang 3 atau 4 paslon, itu artinya (PDIP, red) menutup ruang demokrasi," ujar Ujang kepada VOI, Jumat, 28 Mei.
Usulan 2 paslon, kata Ujang, hanya akal-akalan PDIP agar lebih mudah memetakan peta politik lawan dan memperbesar kemungkinan menang.
"Kalau hanya 2 paslon mungkin PDIP ingin menang, ingin melokalisir lawan politiknya yang satu lagi, sehingga memetakannya mudah. Itu kelihatannya," katanya.