Bagikan:

JAKARTA - Polemik tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya yang dihadiri Ketua DPR Puan Maharani di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhen, Semarang, Sabtu malam, 22 Mei lalu, masih terus bergulir. 

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menyebut, Ganjar terlalu ambisius ingin nyapres di 2024.

Dalam diskusi Chrosscheck bertajuk Puan Iri Hati atau Ganjar Tak Tahu Diri secara daring, Minggu, 30 Mei, politikus PDIP Effendi Simbolon mengatakan, kata-kata Bambang Pacul bukanlah pernyataan pribadi, melainkan suara partai. 

"Memang di hari Sabtu mencuat terbuka ke publik, dan itu ciri khas PDIP. Apa yang terasa ya terbuka ke publik, itulah gaya budaya PDIP. Apa yang disampaikan partai jadi bukan Bambang Pacul, itu bagian dari sebab akibat," ujar Effendi.

Menurut Effendi, Ganjar sudah dipantau partai sejak lama. Gubernur Jateng dua periode itu dianggap asik sendiri tanpa memperhatikan unsur partai yang telah membantunya menang.

"Itu cukup lama, jadi akumulasi partai melihat hal-hal yang lebih asesmen atau internal bagaimana Ganjar ini lebih asik dengan dirinya. Jadi kami-kami ini kan bagian dari kader yang tidak seperti domba yang jalan sendiri," kata mantan anggota DPR itu.

Bahkan, kata dia, sudah 2-3 tahun Ganjar lebih menonjolkan citra dirinya tanpa memperhatikan internal partai yang sudah mendukungnya. Effendi menyebut Ganjar bak Politik Air Mancur, di mana yang jauh terasa cipratan airnya namun di bawahnya tak ada apa-apa.

"Kurang empati tertawa bersama rakyat yang sering didengungkan oleh ibu ketum, tidak terasa di bawah seperti air mancur yang kena yang jauh aja. Siapa yang berkeringat siapa yang kena airnya," kata Effendi. 

Sebagaimana diketahui, lanjutnya, bahwa kontribusi terbesar suara PDIP berasal dari Jaw Tengah. Bahkan mayoritas kepala daerah PDIP ada di Jateng. Sehingga partai mengambil sikap dan teguran untuk tidak mengikutsertakan Ganjar pada acara 3 Pilar di Semarang.

"Ya ini lebih kepada bagaimana kurang empati lah, bersentuhan, maka yang disampaikan (Bambang Pacul, red) itu ya tentu menurut saya itu akumulasi panjang bahkan sudah lama lebih dr 2-3 tahun," jelasnya.

Effendi lantas menyebut bahwa Ganjar kurang dekat dengan internal PDIP.

"Wa bil khusus ya kepada kader bukan hanya pengurus. Saya sampai ke Senayan bukan karena diri saya, mereka memandang partai baru lah milih orangnya siapa ketumnya. Itu kan faktor memilih orang, kenapa kita tidak beri kontribusi yang lebih kepada mereka yan menjadikan kita?," bebernya 

Tak hanya di Jawa Tengah, tambah Effendi, ada beberapa kepala daerah yang kurang empati terhadap partai setelah ia berhasil menjabat. Namun Effendi tak menyebut daerahnya.

"Ini ada beberapa tempat termasuk Jakarta juga gitu jaman bang Yos kita dorong dia, jadi lalu dadah. Dan ini saya belum liat yang tetap ada kemudian jadi roh kerakyatan. Itu hampir enggak ada tokoh yang diusung PDIP," katanya.

"Jangan dong kamu hanya show aja di socmed," tandas Effendi.