Jelang PTM Juli 2021, Kemendikbud Ristek Diminta Sediakan Satgas COVID-19 Sekolah
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Wakil ketua DPR Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Perguruan Tinggi (Kemendikbud Ristek) bersama pemerintah daerah untuk mengawasi sekolah yang saat ini sedang melakukan uji coba atau pun sudah membuka pembelajaran tatap muka (PTM).

Menurutnya, pemerintah harus mempercepat program vaksinasi, khususnya kepada para guru dan pelajar yang akan melakukan pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Mengingat saat ini sudah ada sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka dan rencana serentak akan dimulai pada Juli 2021 mendatang.

”Perlu dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Sekolah agar pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) dapat diterapkan secara disiplin,” ujar Muhaimin di gedung DPR/MPR, Senayan, Kamis, 20 Mei.

Gus Ami menilai, Kemendikbud Ristek melalui dinas pendidikan juga harus bersikap tegas dengan menghentikan proses pembelajaran tatap muka terhadap sekolah yang didapati kasus penyebaran COVID-19 ataupun pelanggaran prokes. Seperti kasus klaster sekolah yang terjadi di Batang dan Sumatera Barat, serta pelanggaran prokes di wisuda sekolah di Mojokerto.

”Kemendikbud bersama dengan dinas pendidikan di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota harus bisa memastikan sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan prokes, serta memastikan Sumber Daya Manusia (SDM) terkait seperti guru, murid, dan petugas sekolah, sudah memiliki komitmen untuk disiplin menerapkan prokes,” jelas Ketua Tim Pengawasan Penanganan Bencana COVID-19 DPR ini. 

Ketum PKB ini juga meminta Dinas Pendidikan dan sekolah terkait harus sudah memiliki peraturan atau Standard Operating Procedure (SOP) terkait pembelajaran tatap muka di waktu pandemi. Termasuk pengaturan mengenai jumlah guru dan murid yang hadir dalam satu hari pembelajaran dan juga jumlah jam pelajaran.

"Pemda melalui dinas pendidikan harus memberikan fasilitas tes COVID-19, baik tes polymerase chain reaction (PCR) ataupun antigen secara berkala kepada guru, murid, dan petugas sekolah," ujar Muhaimin.