JAKARTA - Hujan meteor akan menghiasi langit malam pada pekan ini. Dijuluki meteor Lyrid, pertunjukan itu akan dimulai pada Minggu 19 April malam, dan puncaknya Rabu 22 April malam. Penampakan meteor ini bakal melintasi langit Indonesia dan seluruh dunia.
Tak seperti tahun 2019, Meteor Lyrid ini akan terlihat lebih cerah dibandingkan bulan.
Menurut American Meteor Society, berdasarkan lokasi di berbagai belahan dunia, meteor Lyrid bisa dilihat larut malam maupun dini hari sampai 25 April mendatang.
The Lyrid meteor shower starts tonight. Grabbing my camera. #backgarden #PHOTOS #meteorshower #Astrophotography #NightPhotography #Space #Nikon #photographer pic.twitter.com/tAKZAKRfrv
— Brian Jenkins (@imagewichman) April 16, 2020
Sebelum tengah malam akan menjadi waktu terbaik untuk melihat meteor ini. Sebab, metor itu akan lebih lambat dan lebih panjang saat melintas secara horizontal di langit, yang disebut earthgrazers. Beberapa dari mereka memiliki jejak yang bersinar selama beberapa detik setelah meteor itu menghilang.
"Hujan meteor tahunan, ini adalah yang pertama yang benar-benar menarik perhatian, satu yang Anda dapat mengorganisir pesta pengamatan mandiri dengan peluang sukses yang signifikan," kata penulis Observe Meteors yang diterbitkan oleh Astronomical League, David Levy dan Stephen Edberg.
Biasanya, hujan meteor Lyrid dapat menunjukkan antara 10 sampai 20 meteor per jam pada puncaknya, tetapi sulit untuk memperkirakan berapa banyak yang akan terlihat. Namun, pada Rabu malam saat puncak hujan meteor tahun ini, akan terlihat sekitar sepuluh meteor per jam.
Menurut laporan Space, hujan meteor (tidak hanya Lyrid) terjadi setiap tahun ketika orbit Bumi melintasi jalur Comet Thatcher. Komet itu kehilangan bagian dirinya yang terbang ke atmosfer atas Bumi dengan kecepatan 110.000 mil per jam.
BACA JUGA:
Pada 1867, Profesor Edmond Weiss di Wina memperhatikan bahwa orbit Comet Thatcher tampaknya hampir bertepatan dengan Bumi sekitar 20 April juga. Pada tahun yang sama, astronom Johann Gottfried Galle mengonfirmasi hubungan antara komet ini dan Lyrids.
Jadi, Lyrid adalah warisan komet ini, meteor yang terlihat dari tampilan ini adalah partikel kecil yang ditumpahkan oleh komet pada kunjungan sebelumnya melalui tata surya bagian dalam.
Sebagai informasi, nama Lyrid berasal dari konstelasi Lyra. Menurut Earthsky, hujan meteor Lyrid ini adalah salah satu yang tertua yang diketahui, dengan catatan meteor yang terlihat akan kembali 2.700 tahun lagi.
Jika ingin melihat hujan meteor Lyrid, perlu berada di lokasi ketinggian gedung maupun lapangan yang cukup luas tanpa halangan rumah dan bangunan lainnya. Meteor Lyrid bisa dilihat dengan mata telanjang, dan tidak memerlukan alat bantuan seperti teleskop, atau gunakan saja ponsel untuk mengaktifkan mode zoom ke langit.
Bahkan hal mengesankan pun akan terjadi saat hujan metor Lyrid ini. Menurut NASA, akan ada kemunculan seperti planet Jupiter, Saturnus, dan Mars di langit. Ini tidak akan terjadi lagi selama beberapa tahun.