Bagikan:

JAKARTA - Langit Queensland, Australia, pada akhir pekan lalu diwarnai dengan meluncurnya bola api diikuti oleh ledakan dari cahaya biru kehijauan. Diklaim, ini merupakan meteor.

Benda langit itu terekam kamera ponsel pintar, kamera keamanan dan dasbor mobil warga kota Cairns di pantai timur hingga Normanton di Teluk Carpentaria. Fenomena itu dengan sekejap menjadi viral di media sosial pukul 9.22 Minggu malam, 21 Mei.

Dalam video yang direkam di Bandara Cairns di Queensland, meteor itu terlihat menyebabkan langit malam dihiasi warna hijau dan kemudian kuning. Penduduk di kota kecil Croydon, sekitar 500 km sebelah barat Cairns, menjelaskan di media sosial mereka juga mendengar ledakan keras.

Melansir laman NASA, meteoroid merupakan objek di ruang angkasa yang ukurannya bervariasi dari butiran debu hingga asteroid kecil. Biasa dijuluki batu luar angkasa.

Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi (atau planet lain, seperti Mars) dengan kecepatan tinggi dan terbakar, bola api atau bintang jatuh disebut meteor.

Seorang ahli astrofisika di Australian National University, Dr Brad Tucker mengatakan, batu itu kemungkinan besar berukuran antara 0,5 dan 1 meter, menjadikannya meteor jenis kecil hingga rata-rata.

Tucker menekankan, kemungkinan meteor tersebut bergerak hingga 150.000 km per jam. Sebagian besar meteor terbuat dari batu chondrite, tetapi warna kehijauan sebelum tumbukan dalam kasus ini diduga disebabkan oleh panas berlebih dari pecahan besi serta nikel saat batuan pecah sebelum menyentuh tanah.

Ditambahkan Tucker, tabrakan batu dengan Bumi tidak akan meninggalkan sebuah kawah. Sebab, batu tersebut terfragmentasi pada saat mencapai permukaan. Sebagian besar batuan masih akan membeku saat mendarat.

“Ini pada dasarnya gagal perut. Gesekan menumpuk dan menyebabkan cahaya itu dan kemudian mencapai titik puncaknya, yang menyebabkan kilatan besar dan dentuman sonik,” kata Tucker, dikutip dari The Guardian.

Dentuman sonik, dijelaskan Tucker adalah bagian yang harus dikhawatirkan dengan sebagian besar meteor meluncur ke Bumi.

“Itu adalah ledakan di udara, jadi jika terjadi di daerah berpenduduk, itu dapat menyebabkan kerusakan,” tutur Tucker.

"Yang ini kecil, tapi kami khawatir tentang meteor berukuran 10 meter, 20 meter," imbuhnya.

Para ilmuwan memperkirakan sekitar 48,5 ton bahan meteor jatuh ke Bumi setiap hari. Hampir semua materi menguap di atmosfer Bumi, meninggalkan jejak terang yang disebut bintang jatuh.

Beberapa meteor per jam biasanya dapat dilihat pada malam tertentu. Terkadang jumlahnya meningkat secara dramatis, peristiwa ini disebut hujan meteor.