Bagikan:

JAKARTA - Langit Australia Selatan mendadak disuguhi pertunjukan bola api. Banyak yang mengklaim, ini adalah sebuah meteor tapi ternyata hanyalah roket milik Rusia yang hancur alias sampah antariksa.

Sisa-sisa peluncuran roket Rusia yang masuk kembali ke atmosfer bumi itu terdeteksi pada Senin, 7 Agustus, menghasilkan bola api dan ledakan sonik yang mengguncang rumah-rumah di seluruh Victoria, Australia.

Sehari setelah peristiwa, Badan Antariksa Australia mengonfirmasi itu adalah tahap ketiga dari roket Soyuz yang diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk di utara Moskow pada Senin malam, yang menempatkan satelit navigasi global Glonass baru ke orbit.

Badan antariksa tersebut mengatakan pihak berwenang Rusia telah lebih dahulu memberi tahu tentang peluncuran itu. Sementara, bagian-bagian roket yang selamat direncanakan masuk kembali dengan aman ke atmosfer menuju laut lepas pantai tenggara Tasmania.

"Kami akan terus memantau hasil dari masuk kembali ini dengan mitra pemerintah kami," ujar Badan Antariksa Australia.

Associate Professor Alice Gorman dari Flinders University menjelaskan, roket tersebut memiliki berat 105 ton, panjang 25 meter dan diluncurkan pada ketinggian yang sangat tinggi setelah bahan bakarnya habis.

“Banyak warga Melbourne melihat roket melesat melintasi langit saat pecah berkeping-keping, masing-masing terus menyala dalam pertunjukan kembang api yang spektakuler,” kata Gorman.

Diketahui, ini bukan pertama kalinya tahap roket Soyuz memasuki Australia. Pada Mei 2020, roket identik dari peluncuran satelit militer dari Plesetsk juga terlihat terbakar di atmosfer, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, 9 Agustus.