Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Taiwan mulai mengevakuasi lebih dari 400 orang dari salah satu hotel bandara ke fasilitas karantina terpusat, Kamis 29 April, setelah adanya wabah COVID-19 domestik yang langka diikuti dengan langkah sterilisasi seluruh bangunan hotel.

Taiwan telah mengendalikan pandemi dengan baik karena pencegahan dini dan efektif, termasuk menutup sebagian besar perbatasannya. Sebagian besar kasus telah diimpor dari luar negeri, meskipun pulau tersebut telah melaporkan infeksi domestik sporadis dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak pekan lalu, Taiwan melaporkan infeksi COVID-19 pada sembilan pilot kargo dari maskapai terbesar Taiwan, China Airlines Ltd., yang beberapa di antaranya telah tinggal di hotel Novotel Taipei Taoyuan International Airport, sekarang dievakuasi. Mereka diperkirakan telah terinfeksi di luar negeri.

Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan, bahwa seorang pekerja hotel yang terinfeksi sedang dalam perawatan intensif. Seiring dengan kejadian ini, pemerintah menurutnya memutuskan untuk memindahkan semua 412 orang di hotel bandara tersebut, termasuk pilot dan staf, ke fasilitas karantina terpusat untuk pengujian.

"Hotel sedang disterilkan secara menyeluruh. Kami khawatir pekerja lain mungkin juga terinfeksi," kata Chen, seperti melansir Reuters, Kamis 29 April. 

China Airlines, yang harus membatalkan beberapa penerbangan saat pilotnya diuji mengatakan, pihaknya mematuhi seluruh langkah-langkah pencegahan epidemi pemerintah. Selain itu, mereka akan meningkatkan vaksinasi untuk staf.

"Selama pandemi, virus ada di mana-mana, dan China Airlines tidak akan berhenti sebentar," terang pihak maskapai dalam sebuah pernyataan.

Untuk diketahui, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Taiwan tetap sangat kecil, dibandingkan dengan beberapa bagian lain dunia, dengan hanya 58 orang yang dirawat di rumah sakit. Hingga saat ini telah dilaporkan 1.122 kasus, termasuk 12 kematian.