Wabah Baru COVID-19 Klaster Wisatawan: China Batalkan Penerbang, Sekolah Ditutup Kembali
Ilustrasi COVID-19 di China. (Wikimedia Commons/Walter Grassroot)

Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang di China membatalkan ratusan penerbangan, menutup sekolah dan meningkatkan pengujian massal pada Kamis, saat otoritas tengah berjuang mengatasi wabah baru COVID-19 akibat sekelompok wisatawan.

Beijing telah mempertahankan pendekatan nol-COVID tanpa henti dengan penutupan perbatasan yang ketat dan penguncian yang ditargetkan, ketika negara-negara lain secara tentatif mencoba untuk melonggarkan pembatasan.

Wabah domestik sebagian besar telah dihilangkan, namun China lima hari berturut-turut mencatat kasus baru di sebagian besar wilayah utara dan barat Laut, membuat pihak berwenang meningkatkan kontrol virus corona.

Wabah terbaru dikaitkan dengan pasangan lanjut usia yang berada dalam kelompok beberapa wisatawan. Mereka mulai di Shanghai sebelum terbang ke Xi'an, Provinsi Gansu dan Mongolia Dalam, mengutip CNA dari AFP 21 Oktober.

Puluhan kasus sejak itu dikaitkan dengan perjalanan mereka, dengan kontak dekat di setidaknya lima provinsi dan wilayah, termasuk ibu kota Beijing.

Sebagai tanggapan, pemerintah daerah meluncurkan pengujian massal dan menutup tempat-tempat indah dan lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak, juga memberlakukan penguncian kompleks perumahan yang ditargetkan.

Beberapa daerah termasuk Lanzhou, kota berpenduduk sekitar 4 juta orang di barat laut China, telah mengatakan kepada penduduk untuk tidak pergi kecuali diperlukan. Mereka yang harus pergi harus menunjukkan tes COVID-19 negatif.

Sementara itu, bandara di wilayah yang terkena dampak telah membatalkan ratusan penerbangan, menurut data dari pelacak penerbangan VariFlight. Sekitar 60 persen penerbangan ke dua bandara utama di Xi'an dan Lanzhou telah dibatalkan.

Dalam pemberitahuan yang diterbitkan Senin, Erenhot di Mongolia Dalam mengatakan perjalanan masuk dan keluar kota dilarang, penduduk tidak boleh meninggalkan kompleks perumahan mereka.

Dan pada Hari Rabu, tabloid milik negara Global Times memperingatkan kasus virus baru di Mongolia Dalam kemungkinan akan mempengaruhi impor batu bara dari Mongolia karena gangguan rantai pasokan.

Untuk diketahui, Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan ada 13 kasus domestik baru COVID-19 yang dilaporkan pada Hari Kamis.