Kasus COVID-19 Melonjak, Komite Olimpiade Tokyo: Kami Siap Tanpa Penonton
Ilustrasi Olimpiade Tokyo 2020. (Wikimedia Commons/Real Estate Japan)

Bagikan:

JAKARTA - Komite Olimpiade Tokyo 2020 meluncurkan sejumlah ketentuan untuk memperketat pencegahan penularan virus corona, termasuk rencana untuk menguji atlet setiap hari, sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan warga Jepang. 

Tiga bulan jelang pelaksanaan Olimpiade, Jepang diselimuti kekhawatiran seiring dengan lambatnya program vaksinasi di Negeri Sakura, di tengah meningginya lagi kasus COVID-19 di sejumlah wilayah. 

Penonton dari luar negeri dipastikan tidak bisa hadir. Sementara, keputusan terkait penonton domestik, akan diambil pada Bula Juni beberapa minggu sebelum Olimpiade dimulai pada 23 Juli. 

Presiden Komite Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan, meski penyelenggara menginginkan sebanyak mungkin penonton, mereka siap mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan.

"Kami siap mengadakan Olimpiade tanpa penonton," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan tentang draf kedua pedoman untuk Olimpiade dan Paralimpiade, melansir Reuters, Kamis 29 April. 

Penyelenggara, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Pemerintah Jepang, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, mereka akan mengerahkan semua kemungkinan tindakan pencegahan dan menempatkan prioritas tertinggi pada keselamatan.

Presiden Komite Olimpiade
Seiko Hashimoto. (Wikimedia Commons/T.Nobue)

Mengenai keselamatan, pejabat IOC Christophe Dubi mengungkapkan, panitia akan menjalankan apa yang dikatakan, untuk meyakinan dan membuat warga Jepang aman sekaligus nyaman.  

Dia juga membela keputusan untuk tidak mewajibkan vaksin bagi pendatang, dengan mengatakan tidak setiap negara memiliki akses ke vaksin untuk melawan COVID-19. Atlet dan kontak dekat akan diuji setiap hari, sementara semua peserta harus menjalani dua tes negatif sebelum kedatangan.

Selain itu, para pendatang tidak akan diizinkan menggunakan transportasi umum selama 14 hari pertama mereka, dan harus makan di lokasi tertentu dengan tindakan kebersihan khusus.

Untuk diketahui, Jepang menetapkan keadaan darurat di sejumlah wilayahnya lantaran lonjakan kasus COVID-19, termasuk Tokyo. Berlangsung hingga 11 Mei mendatang, ketentuan ini mengharuskan restoran dan bar yang menyajikan alkohol untuk ditutup bersama dengan toko-toko besar, bioskop dan fasilitas komersial lainnya. Perusahaan harus membiarkan staf bekerja dari rumah dan penonton dilarang menghadiri acara olahraga besar.

Untuk diketahui, tanpa penonton asing, Jepang akan kedatangan lebih dari 10.000 atlet, pelatih, dan staf pendukung Olimpiade Tokyo yang tiba pada Juli mendatang.